•   15 May 2024 -

Indef: Upaya Erick Thohir Bersihkan BUMN Picu Sentimen Investor

Nasional -
23 Desember 2019
Indef: Upaya Erick Thohir Bersihkan BUMN Picu Sentimen Investor Menteri BUMN Erick Thohir

KLIKKALTIM.com -- Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance atau Indef Esther Sri Astuti menilai langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir bersih-bersih perusahaan pelat merah dapat memicu sentimen bagi investor. Ia menduga upaya itu sensitif terhadap pergerakan investor ke dalam negeri. 

“Saham-saham perusahaan BUMN ini paling laku. Kemarin sewaktu ada kejadian (pencopotan Direktur Utama) Garuda karena Harley Davidson, saham itu sempat turun,” ujar Sri dalam diskusi bertajuk 'Catatan Akhir Tahun: Mewaspadai Resesi Ekonomi Global’ di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat, 20 Desember 2019. 

Pencopotan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Persero Tbk yang ia maksud berkaitan dengan kejadian penyelundupan motor gede bermerek Harley Davidson dan sepeda Brompton di pesawat anyar milik perseroan. Insiden itu membuat Erick memecat Direktur Utama Garuda Ari Askhara dan sejumlah direktur lain yang terlibat. 

Sebelum insiden pencopotan direktur-direktur Garuda Indonesia, Erick juga melakukan bersih-bersih perusahaan pelat merah lainnya. Ia mengangkat sejumlah pejabat untuk mengisi perusahaan pelat merah, seperti PT Pertamina Persero Tbk, Bank Mandiri, dan Bank BTN. 

Peneliti senior Indef, Aviliani, mengatakan Erick mesti mengembalikan sentimen positif investor dengan menjalankan good corporate governance atau GCG. Upaya ini penting lantaran investor asing tampak paling berminat menanamkan modalnya di dalam negeri ke perusahaan-perusahaan negara.

Ia menyarankan Kementerian BUMN mulai membenahi perusahaan pelat merah dengan menyingkirkan kepentingan-kepentingan yang terlalu politis. “Kalau bisa dihilangkan politisasi dan debirokratisasi,” ujarnya.

Selain itu, menurut Aviliani, Erick mesti meminta seluruh komisaris perusahaan pelat merah memberikan laporan pengawasan terhadap kinerja perusahaan tiap enam bulan sekali. Evaluasi itu berguna untuk memastikan likuiditas perusahaan berada dalam posisi baik.

Sumber : tempo.co




TINGGALKAN KOMENTAR