•   02 May 2024 -

Pemasaran Beras Terkendala, Petani Beralih ke Sawit

Kutai Timur - Ardhan Ahmad
24 Mei 2017
Pemasaran Beras Terkendala, Petani Beralih ke Sawit Petani Desa Teluk Pandan menunjukkan hasil panen padi yang tidak terjual karena kendala pemasaran (Foto: Ardhan Ahmad)

KUTIM.KLIKKALTIM - Petani Desa Teluk pandan, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, mengaku kesulitan dalam memasarkan hasil panen padi.

“Produksi kita banyak tapi kendalanya di penjualan. Itu yang menjadi permasalahan petani disini,” ujar Baharudin, petani padi di RT 03 Desa Teluk Pandan.

Dengan luas sawah sekitar 5 hektare, Baharudin mampu memproduksi beras siap komsusmsi sebanyak 100 karung dalam setiap kali panen.

“Kadang 3 bulan sekali panen, kita bisa kumpulkan 100 karung dalam setiap panennya,” ujarnya.

Menurut Baharuddin, kendati hasil panen berlimpah, namun tidak ada pelanggan yang pasti membeli beras petani Teluk Pandan.

Masuknya beras dari luar Kalimantan yang membuat beras lokal kurang diminati. Selain harga beras yang lebih murah, beras dari luar juga dibayar dengan sistem utang.

“Kemarin katanya banyak beras dari Sulawesi, harganya Rp 9.000, sementara beras kita Rp 10.000, jadi kita juga turunkan harganya. Belum lagi beras disana bisa diutang. Didatangkan dulu baru dibayar,” kata Baharuddin.

Untuk saat ini, pemasaran beras petani Teluk Pandan dilakukan dari mulut ke mulut , dan sebagian besar diperjual belikan terbatas di kalangan masyarakat desa sekitar.

“Kita paling jualnya orang-orang sini aja. Kalau produksi kita banyak baru tidak ada pembeli sama aja. Tinggal numpuk di sini,” katanya.

Baharuddin berharap ada solusi bagi para petani padi di Desa Teluk Pandan dari segi pemasaran. Selain nilai jual yang terbilang rendah, yang tidak sebanding dengan biaya produksi saat ini.

“Karung aja kita harus beli Rp 2.500 sampai Rp 3.000 satu karung. Belum biaya lainnya. Tapi mau tidak mau kita harus sesuaikan dengan harga beras dari luar,” ungkap Baharuddin.

Karena ketidakpastian pemasaran dan persaingan harga yang ketat dengan beras dari luar Kalimantan, sejumlah petani di Desa Teluk Pandan memilih untuk beralih ke perkebunan sawit.

“Sudah banyak petani yang jadikan petani sawit disini, itu karena tidak ada pembeli yang pasti, sementara petani juga perlu hidup,” tuturnya. (*)




TINGGALKAN KOMENTAR