•   26 April 2024 -

Disdik Kutim Kembangkan Sistem Penilaian Baca Tulis Alquran

Disdik Kutim - Marki
11 September 2019
Disdik Kutim Kembangkan Sistem Penilaian Baca Tulis Alquran Plt Kadisdik Kutim Roma Malau

KLIKKALTIM.COM - Dinas Pendidikan (Disdik) Kutai Timur melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang sistem penilaian terpadu kemampuan baca dan tulis Alquran. Kegiatan yang bekerja sama dengan guru-guru agama dan Tempat Pendidikan Alquran (TPA) 200 tenaga pengajar di Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Kegiatan berlangsung di ruang Meranti, Setkab Kutim, Selasa (10/9/2019).

Bupati Kutim H Ismunnadar secara resmi membuka kegiatan tersebut. Sasaran kegiatan ini adalah anak usia 0-12 tahun, namun pelaksananya nanti adalah para guru agama dan Tempat Pendidikan Alquran (TPA) yang ada di Sangatta Utara dan Sangatta Selatan.

Bupati Kutim, Ismunandar menuturkan program tersebut sangat menarik. Sebab, bukan tidak mungkin ada saja orang tua yang tidak memperhatikan kemampuan anak -anak membaca alquran atau tulis alquran.

“Kegiatan ini menarik sebab pelajaran di pendidikan umum mata pelajaran agama selama 4 jam itupun tidak membaca alquran. Selain itu, adapula orang tua kurang memperhatikan dan tidak menyuruh anaknya ke TPA,” ungkap Ismu.

Lebih jauh kata Ismu jika hanya mengharapkan pendidikan agama dari sekolah saja, maka begitu lulus SD atau SMP, akan buta aksara alquran. Sehingga Untuk suksesnya program ini, juga dibutuhkan kerjasama dengan orang tua.

“Baik orang tua dan anak-anak, harus saling memberi bagaimana dorongan, agar anak – anak ini saat lulus paling tidak mampu baca alquran,” tutur Ismu.

Dirinya mengimbau, agar siswa kelas empat Sekolah Dasar (SD) dites. Apakah sudah bisa membaca alquran atau belum. Jika belum, harus ditingkatkan pendidikan agamanya, khususnya dalam membaca alquran.

Sementara itu, Plt Dinas pendidikan Kutim, Roma Malau mengatakan tujuan kerjasama dengan guru TPA dan guru agama, agar dapat membangun karakter anak – anak. Dimana anak usia 0 – 12 tahun adalah merupakan usia emas. Karena, tidak semua anak didik bisa dibimbing ataupun diarahkan oleh orang tua.

“Kita semua punya tanggung jawab, baik pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, masyarakat. Khususnya bapak/ibu ustazah dan ustadz, pendidikan moral adalah hal yang terutama dan utama ada di tangan bapak/ibu,” ujarnya.

Oleh karena itu, sambung Roma, meminta kerjasama dengan Kementerian Agama, supaya memberikan yang terbaik, membina sumber daya unggul, khususnya untuk karakter. Sesuai dengan amanah UU, bahwa manusia seutuhnya adalah manusia yang berkarakter, bermoral dan beretika.




TINGGALKAN KOMENTAR