Proyek Jembatan di SMPN 7 Dipastikan Molor dari Jadwal, Kontraktor Didenda Rp 4,9 Juta Per Hari, Pintu Masuk Sekolah Dipindah
BONTANG- Proyek pengerjaan jembatan SMP Negeri 7 senilai Rp 4,9 miliar dipastikan tidak selesai sesuai jadwal akhir masa kontrak (31/12/2024) mendatang.
Pasalnya progres proyek baru diangka 84,6 persen. Seharusnya progres sudah harus diangka 99 persen.
Dengan kondisi seperti itu kontraktor pun meminta keringanan dengan penambahan waktu selama 2 pekan. Usulan itu sudah disampaikan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang.
Manager CV Aldi Pratama Rizal mengatakan, konsekuensi permintaan tambahan waktu ialah mendapatkan denda. Dikalkulasi saat usulan tambahan 2 minggu setidaknya harus menyiapkan Rp4,9 juta per hari.
"Kalau harusnya hari ini sudah 99 persen. Tapi progres masih diangka 84 persen. Kami minta tambahan waktu 2 minggu. Nanti hasilnya tunggu hari terakhir kontrak per (31/12)," ucap Rizal kepada Klik Kaltim.
Lebih lanjut, kontraktor mengaku alasan keterlambatan pembangunan karena faktor alam, pasang surut air laut di wilayah pesisir.
Kemudian ditambah lagi dengan sulitnya di awal menentukan metode kerja. Padahal semua material sudah siap dan tinggal menunggu pengerjaan di awal-awal proyek berjalan.
"Kami akui masalah yang dihadapi karena pasang surut air. Padahal di awal material sudah aman. Sekarang tinggal mengerjakan penghubung jalan dengan jembatan di sisi seberang," sambungnya.
Akibat pembangunan jembatan. Pintu masuk SMP Negeri 7 harus dialihkan sementara ke sisi kanan yaitu WTP KS Tubun.
Alasan kenapa dipindahkan karena timbunan jalan penghubung menuju jembatan mencapai 1,4 meter sehingga menutup setengah bagian pintu masuk para siswa,
"Setelah berkoordinasi nanti kalau selesai pintu masuk akan dipindahkan juga," pungkasnya.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: