•   16 October 2025 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Makam Keturunan Kerajaan Kutai, Makam Tertua Saksi Sejarah tentang Bontang

Bontang - Rahmat Shadr
11 Maret 2020
 
Makam Keturunan Kerajaan Kutai, Makam Tertua Saksi Sejarah tentang Bontang Makam Datu Bahada, salah satu tokoh Kerajaan Kutai

KLIKBONTANG.com -- Makam Datu Bahada  salah satu makam tertua di Bontang berada di Kelurahan Api-API. Datu Bahada adalah salah satu keturunan Kerajaan Kutai Kartanegara. Menurut penuturan Abdul Fattah selaku penjaga makam, Datu merupakan salah satu tokoh dalam sejarah  yang mendirikan Api-Api.

Namun sayangnya, catatan sejarah kedatangan Datu di Api-Api dan kapan ia meninggal tidak meninggalakan jejak. Jejaknya hanya tersimpan di salah satu makam keluarganya. Makam yang dekat dengan makam Datu itulah yang menerangkan tentang sejarah Api-Api yang menorehkan penjelasan tentang tahun 1932.

Bangunan makamnya pun sudah sangat tua. Nisan berbahan kayu yang menancap di makam Datu, kini tampak tak indah lagi. Hanya kain kuning yang masih menempel di nisan yang berlambangkan keturunann kerajaan.

“Pernah ada orang yang datang berziarah, kemakam Datu, dan meniatkan kalau ia  mendapatkan kerja di Bontang, maka makam Datu akan diperbaiki,” ujar Fattah. Ia memenuhi janjinya setelah berhasil mendapatkan pekerjaan.

Oleh karena itu, kata Fattah, semen yang mengelilingi makam tersebut hasil dari orang yang telah menepati janjinya. Dirinya hanya berpesan boleh diperbaiki asalkan kain kuning jangan dilepas. Sebab kain kuning itu merupakan simbol yang menandakan almarhum adalah keturunan Kutai dan orang penting.

Fattah sangat berharap, bahwa makam leluhurnya tersebut yang merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah pembentukan Api-Api, bisa direnovasi. Dirinya ingin memperbaiki makam leluhurnya, namun sayang, dirinya tidak memiliki dana untuk itu.

“Saya ingin memperbaikinya. Membangun rumah kecil, untuk mengelilingi makam tersebut. Ini agar masyarakat yang berketurunan Kutai dapat mengetahui bahwa leluhurnya dimakamkan disini,” ungkap Fattah. Ia juga ingin memasang palang jalan yang bertuliskan nama almarhum, agar mudah diketahui publik.

Lanjut Fattah, masih sangat jarang, keturunan Kutai yang mengetahui makam Datu. Meski mereka datang ke Bontang, mereka hanya langsung ke Guntung, tanpa singgah berziarah. Sebabnya makam almarhum masih belum terlalu diketahui.

Zaman kini telah mengalami perubahan drastis, semakin lama, sejarah akan dilupakan oleh masyarakatnya. Kini Fattah sang penjaga makam sendiri mengurus peninggalan sejarah. Namun bersama dengan usianya yang kini menghampiri 65 tahun. Namun, pilihan hidupnya menjaga makam leluhurnya membuat ia harus melawan usianya. Apakah sejarah bisa menjawab harapan Fattah?




TINGGALKAN KOMENTAR