•   22 November 2024 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Basri Tak Percaya Daya Beli Masyarakat Bontang Turun, Sebut Franchise Banyak Buka

Bontang - M Rifki
21 Juni 2024
 
Basri Tak Percaya Daya Beli Masyarakat Bontang Turun, Sebut Franchise Banyak Buka Wali Kota Bontang Basri Rase/M Rifki - Klik Kaltim

KLIKKALTIM.COM- Wali Kota Bontang Basri Rase membantah tak percaya dengan hasil Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bontang terkait penurunan pengeluaran per kapita atau daya beli masayrakat 3 tahun terakhir. 

Menurut Basri, daya beli justru meningkat karena kehadiran Bontang Citimall dan massifnya pertumbuhan Franchise di Kota Bontang beberapa tahun terakhir. 

Data BPS menunjukkan rata-rata pengeluaran per kapita/kepala keluarga menurun sepanjang 4 tahun terakhir. Tren ini terlihat sejak 2020 lalu, rata-rata belanja rumah tangga sebanyak Rp 2,4 juta per bulan. Kemudian angka konsumsi rumah tangga turun di 2021 menjadi Rp 2.071.553.

Tren ini masih bertahan 2 tahun berikutnya, pada 2022 pengeluaran per kapita merosot menjadi Rp 2.023.331. Sedangkan, memasuki 2023 angkanya sedikit naik sekitar Rp 30 ribuan menjadi Rp 2.059.757.

"Ah masa turun. Mana ada. Kalau di 2021 sama 2022 kan Covid-19. Ini kita beranjak pulih. Tidak benar itu datanya. Buktinya Mall dan franchise banyak di Bontang," ucap Basri kepada Klik Kaltim. 

Basri mengatakan, pendapat pengamat tidak melihat rinci perputaran rupiah di Bontang. Bahkan dia tidak melihat pertumbuhan ekonomi Bontang yang meningkat diatas 4 persen. 

"Saya anggap keliru itu. Kan perputaran uang di Bontang juga banyak. Event kita jalankan terus sejak awal tahun. Bisa dilihat ramai terus kan," sambungnya.

Sementara itu, daya beli masyarakat yang menurun dikeluhkan distributor beras dan telur di pasar. Bahkan, dampak dari penurunan daya beli ini pengusaha harus mengurangi jumlah pekerja demi menghemat biaya operasional. 

Distributor Telur dan Beras di Pasar Taman Rawa Indah, Desmayani mengatakan, penurunan daya beli dirasakan beberapa tahun terakhir. Biasanya, dalam sepekan 6 ton telur miliknya habis terjual.

Namun kini hanya mampu menghabiskan 4 ton per minggunya. Padahal, seluruh telur yang didatangkan harus habis dalam tempo 1 minggu.






TINGGALKAN KOMENTAR