•   17 September 2024 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Anggaran Banjir Dialokasikan Tak Tepat Sasaran, AH Minta Tangani Pekerjaan Prioritas

Advertorial - Redaksi
24 Juli 2024
 
Anggaran Banjir Dialokasikan Tak Tepat Sasaran, AH Minta Tangani Pekerjaan Prioritas Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris menyoroti postur anggaran belanja modal untuk penanggulangan banjir yang dinilai tak tepat sasaran di APBD 2024/Dok Klik Kaltim

KLIKKALTIM.COM - Belanja modal di postur APBD Bontang yang diperuntukkan program penanggulangan banjir dinilai tidak tepat sasaran. Alih-alih memprioritaskan penangananan banjir yang penting, pemerintah malah mengalokasikan untuk pekerjaan yang minor. 

Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris kepada wartawan beberapa waktu lalu. Dia menilai, anggaran yang dibelanjakan di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bidang teknis harus dievaluasi. 

Hal itu ia kemukakan lantaran merujuk dari hasil prognosis yang gencar dilakukan koleganya. Dalam prognosis tersebut realisasi masing-masing penggunaan anggaran di OPD tengah diperhitungkan.

Namun, terdapat beberapa program yang sudah dijalankan, menurut dia tidak sesuai. Seperti pembuatan parit atau drainase di Jalan Ahmad Yani, pasalnya di daerah ini tidak terlalu terdampak banjir.

“Jadi menurut saya ini tidak tepat sasaran, karena tidak terlalu terdampak penyelesaian banjir,” ujarnya, Kamis (25/7/2024).

Selain itu, di RT 29 Kelurahan Api-Api sebelum ada pengerjaan normalisasi sungai di sekitarnya sangat jarang tenggelam. Biasanya paling terakhir terkena banjir sebab cukup tinggi dibanding RT lainnya, akan tetapi kali ini lebih dulu tergenang.

Ia pun meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) serta Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) mengoptimalkan anggaran masing-masing yang sudah di-post.

Salah satunya memaksimalkan pembangunan drainase yang saling terkoneksi dari satu RT ke RT lainnya. Selanjutnya melakukan simulasi untuk memetakan paret sedang, besar, dan skala kecil kemudian menghubungkan satu sama lain menuju ke sungai yang cukup luas dan dalam.

“Saluran seluruh RT tidak terhubung langsung ke sungai. Perlu ada simulasi. Semestinya konsultan, PUPR, Perkim, kecamatan, dan lurah duduk bersama lakukan simulasi,” usulnya.

Begitupun kata dia, untuk mengurai banjir di dalam kota air dari selokannya sebagian dialihkan ke Sungai Dahlia yang terletak di samping UD Tani atau Jalan Ahmad Yani. Kata AH panggilan karibnya ini, sungai tersebut harus difungsikan kembali.

“Diaktifkan kembali, karena selama ini tidak terlalu difungsikan. Jadi banjir akibat hujan atau rob terbagi, tidak hanya ke satu sungai saja,” katanya.

Lebih jauh AH mendorong pemerintah melalui dinas-dinas terkait mengoptimalkan realisasi anggaran penanganan banjir yang sudah tugaskan di organisasi masing-masing. Terlebih sampai saat ini banjir masih menjadi momok masyarakat. 






TINGGALKAN KOMENTAR