•   20 April 2024 -

Inflasi Kaltim di 2017 Terkendali

Ekonomi - Dwipradipta
04 Januari 2018
 Inflasi Kaltim di 2017 Terkendali

KLIKKALTIM.COM- Tren kenaikan indeks harga konsumen di Kaltim terus mereda, setidaknya dalam empat tahun terakhir. Sepanjang 2017 lalu, laju inflasi di Benua Etam tercatat 3,15 persen dibanding periode sebelumnya, atau secara year on year (YoY).

Angka final kenaikan indeks harga konsumen itu terakumulasi setelah pada Desember lalu, Kaltim mencatatkan inflasi 1,03 persen. Tren tersebut terjadi di seluruh daerah sampel survei Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencakup 82 kabupaten/kota. Hal tersebut merupakan siklus tahunan, yang dipengaruhi tingginya permintaan dari sejumlah kebutuhan barang dan jasa.

Adapun laju inflasi tahun kalender sebesar 3,15 persen di Kaltim sepanjang tahun lalu, merupakan yang terkecil dibanding tiga tahun sebelumnya. Dalam empat tahun belakangan juga, tren kenaikan harga di daerah ini menunjukkan tren melambat, atau semakin kecil dari tahun ke tahun.

Jika dirinci berdasarkan pengeluaran, kenaikan harga paling besar terjadi pada kelompok perumahan, sebesar 5,51 persen. Disusul kelompok transportasi dan komunikasi, yang naik 4,12 persen.

Kemudian, kelompok makanan jadi, yang indeks harganya naik 3,11 persen. Sementara indeks harga dari kelompok bahan makanan yang kerap menjadi momok dalam beberapa tahun belakangan, justru turun 0,24 persen dibanding tahun lalu.

Tren penurunan harga pada kelompok bahan pangan tersebut mengindikasikan bahwa upaya berbagai pihak dalam menekan lonjakan harga dari kelompok bahan pangan, sudah membuahkan hasil. Sebelumnya, kelompok pengeluaran volatile foods ini memang kerap menghantui Kaltim, yang sebagian besar kebutuhannya dipenuhi dari pasokan daerah lain. Kondisi itu membuat harga cenderung fluktuatif, bergantung kelancaran distribusi, yang dipengaruhi banyak hal. Termasuk kondisi cuaca.

“Sementara itu, pada kelompok sandang dan kesehatan, inflasi masing-masing tercatat sebesar 2,77 dan 2,74 persen. Lalu pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga, mencatatkan inflasi 2,24 persen,” jelas Kepala BPS Kaltim M Habibillah, dalam keterangan resminya di Samarinda, Selasa (2/1/2018) kemarin.

Jika dirinci berdasarkan wilayah, inflasi di Kaltim paling besar disumbang Samarinda dengan 3,69 persen. Sementara Balikpapan lebih kecil, dengan 2,45 persen.

Ekonomi Senior Independent of Development for Economic and Finance (Indef), Aviliani sebelumnya menyebut, inflasi patut menjadi perhatian pemerintah. Baik di level pusat, maupun daerah. Pasalnya, kestabilan harga yang memengaruhi daya beli masyarakat, merupakan salah satu pertimbangan calon investor.

“Memang tidak bisa sendiri. Sinergi dengan daerah lain, itu adalah cara paling efektif, jika memang produksi lokal belum mencukupi kebutuhan. Di sinilah peran pemerintah dibutuhkan,” ungkapnya saat menghadiri diskusi di Balikpapan, medio Desember lalu. (*)




TINGGALKAN KOMENTAR