•   17 May 2024 -

Tak Dipakai, Diskop-UKMP Ambil Alih 254 Lapak Pedagang Pasar Thamrin

Bontang - M Rifki
20 Maret 2022
Tak Dipakai, Diskop-UKMP Ambil Alih 254 Lapak Pedagang Pasar Thamrin Kepala Diskop-UKMP Kamilan.

KLIKKALTIM.COM - Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Koperasi (Diskop-UKMP) menarik 254 lapak di Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) lantaran tidak berjualan. 

Jumlah tersebut menyusut dari total 267 yang ditarik dan ada 13 pedagang diantaranya mengkonfirmasi akan tetap berjualan. 

Kepala Diskop-UKMP Kamilan mengatakan, pengambil alihan lapak itu sesuai dengan aturan, dimana aset pemerintah jika tidak lagi digunakan akan dikembalikan serta dimanfaatkan. 

"Kita tarik kembali itu lapak. Kemudian akan diundi ulang agar seluruh pedagang bisa tertib," kata Kamilan saat dikonfirmasi Klikkaltim.com, Senin (21/3/2022). 

Selanjutnya, untuk mengatasi persoalan dasar Pasar Tamrin sepi, Diskop-UKMP akan melakukan pengundian lapak ulang. 

Serta, memastikan komitmen pedagang agar bisaa berjualan di lokasi Pasar Tamrin dan tidak di luar. Selain peta lokasi pedagang, Diskop-UKMP juga akan mengatur letak lapak yang berdampingan bagi pedagang yang punya lebih dari satu. 

Bahkan dikatakan Kamilan secara teknis akan diberitahu lebih lanjut. Pasalnya, nanti pedagang akan kembali dicatat ulang dan mekanisme pengundian sementara tergantung kepada UPT Pasar. 

Kamilan menjelaskan khusus lantai satu dan dua akan diprioritaskan pedagang sayur, sembako, dan dagangan yang menyiapkan kebutuhan pangan pembeli. 

Sedangkan lantai tiga akan tetap diperuntukkan bagi pedagang kain. 

"Semua kita akan koordinir lagi, yang penting melapor ke UPT Pasar. Cuman harus komitmen mereka masuk semua berjualan di gedung Pasar Tamrin," sambungnya. 

Dikonfirmasi terpisah, salah seorang pedagang, Jupri mengaku telah mengetahui bahwa kios miliknya di lantai tiga Pasar Tamrin sudah diambilalih Diskop-UKMP.

Dirinya tidak mempersoalkan penarikan itu lantaran memang aktivitas lapaknya kosong. 

"Biar saja ditarik. Kalau bertahan bagaimana untuk kasih makan keluarga," kata Jupri. 

Jupri beranggapan kalau memaksakan untuk tetap berjualan penghasilan untuk menghidupi keluarganya tidak akan mencukupi. 

Meski begitu, pedagang sayur ini pernah mencoba berjualan di lantai dua dengan menyewa lapak. Hanya saja, 6 bulan berjualan keuntungan yang didapat pun sangat sedikit. 

Bahkan, pihak UPT Pasar tidak pernah mendatangi pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Dirinya berfikir semua pedagang tentu memiliki keresahan yang sama. 

"Datang lah ke lapak kami yang di bawah. Coba lihat bagaimana kami menyewa lapak dengan harga cukup tinggi tetapi penghasilan jualan juga alhamdulillah mencukup. Kalau di atas yang ada bikin banyak pikiran aja," sambungnya.




TINGGALKAN KOMENTAR