•   03 May 2024 -

TMMD ke-112 Kota Bontang

Membangun Negeri, Menggerakkan Ekonomi

Bontang - M Rifki
16 Oktober 2021
Membangun Negeri, Menggerakkan Ekonomi MEMBANGUN BERSAMA - Personil TNI/Polri dibantu warga mengangkat kerangka besi untuk turap sungai di Kelurahan Api - Api/Ist

KLIKKALTIM.COM - Didit Subaidi, 62 tahun, duduk bersila di balkon belakang rumahnya, di Jalan Atletik 3, Kelurahan Api-Api, Kecamatan Bontang Utara, dua pekan lalu. 

Di hadapannya sekitar 15 meter, puluhan personil TNI/Polri dibantu warga membangun turap sungai sepanjang 138 meter kurun 30 hari. 

Sekitar 5 meter dari lokasi proyek, ada 21 kolam budidaya ikan lele milik Didit. Kolam yang mulai tak terurus karena serangan hama biawak dan ancaman erosi bibir sungai. 

Di bantaran sungai RT 27 ini juga sering muncul buaya berukuran besar berjemur. Bantaran sungai yang landai, membuat satwa buas itu bebas naik turun sungai. 

Namun, harapan Didit dan warga kembali membuncah. Melalui program TMMD ke-112, TNI/Polri dibantu warga setempat mendirikan turap sepanjang 138 meter. 

Tembok beton kokoh ini menjawab kerisauan warga sejak 17 tahun lalu. Penantian panjang masyarakat akhirnya terjawab dari program tahun ini. 

Didit mulanya punya 30 kolam pembibitan ikan lele. Usaha yang dirintisnya membuahkan hasil manis di awal, lambat laun bisnisnya mulai goyah. Hama biawak dari sungai dan ancaman pergerakan bantaran membuatnya khawatir. 

"Kalau mau kembangkan bisnis lagi gak bisa, karena sungai terus melebar," ujar pria yang pernah jabat ketua RT 27 ini. 

Rencananya, selepas turap sungai rampung, ia bakal mendirikan tambahan 12 kolam pembibitan baru. 

Tak hanya Didit saja, di sepanjang bantaran sungai RT 27, banyak berdiri usaha milik warga.

Rumah usaha mereka tak jauh dari bibir sungai, erosi tanah yang terus meluas membuat mereka khawatir. 

Rata-rata tiap tahun, air menggerus 50 centimeter bibir sungai. Pelebaran ini membuat tempat bisnis warga terancam. 

Ada 14 usaha milik warga yang berdiri di sepanjang sempadan sungai, mulai usaha kelontongan, bengkel hingga perhotelan. 

Namun, pembangunan turap menghapus kekhawatiran mereka. Usaha warga bisa terus berlanjut tanpa takut lagi, erosi badan sungai. 

"Nah kalau sudah begini, kita bisa kembangkan usaha lagi," ujar Santoso pemilik bengkel di Jalan DI Pandjaitan. 

Mengurai Banjir di Wilayah Tetangga

Pembangunan turap di RT 27, Kelurahan Api-Api melalui program TMMD ke-112 itu memberi manfaat bukan hanya di wilayah setempat. Warga di RT 33, berjarak 200 meter dari lokasi proyek turut menikmati dampaknya. 

Wilayah tetangga itu sudah lama langganan banjir, luapan air sungai merendam rumah-rumah warga setempat saat debit air meningkat. 

Ketua RT 27, Mujiono menyakini, melalui program normalisasi sungai itu, daya tampung air lebih banyak. 

Air yang kerap menggenang di hulu, bisa berkurang karena badan sungai bertambah lebar menjadi 10 meter lebih. 

 "Sejak 2010 diusulkan supaya diturap supaya badan sungai bisa efektif. Alhamdulillah dengan program ini mengurangi banjir di wilayah atas," katanya. 

Sinergi TNI dan Rakyat 

Komandan Kodim 0908 Bontang Letkol Arh Choirul Huda mengatakan, program ini bentuk nyata dukungan TNI untuk menanggulangi banjir. 

Berbeda dengan konsep pembangunan pada umumnya, di dalam TMMD partisipasi masyarakat sangat kuat. Bahkan, dalam perencanaan masyarakat diajak bersama-sama menyukseskan kegiatan ini. 

"Sebelum dimulai, warga sekitar diajak diskusi dulu. Kita minta masukan juga dari mereka," ujar Dandim Choirul. 

Dalam pelaksanaannya, proyek ini melibatkan 25 warga setempat. Mereka yang memiliki keahlian di bidang konstruksi diajak bersama-sama mendirikan turap sepanjang 138 meter. 

Alumnus Akademi Militer tahun 2001 ini mengaku, pengentasan masalah banjir Bontang merupakan daftar prioritas. Atas dasar itu, program TMMD menyasar normalisasi sungai dalam agenda utamanya. 

Dukungan masyarakat dengan program ini cukup tinggi. Warga yang ikut bekerja rela pulang lebih larut, demi memenuhi pekerjaan selesai tepat waktu. 

Di tahun ini pula, TMMD juga menggelar kegiatan non fisik berupa pemahaman nasionalisme, hingga vaksinasi ke masyarakat. 

Wali Kota Bontang, Basri Rase mengapresiasi program ini. Kepada wartawan, ia menilai peran serta TNI/Polri dalam kegiatan ini dibantu masyarakat sangat dibutuhkan daerah. 

Masalah banjir, lanjut Basri, menjadi agenda prioritas pemerintahannya. Persoalan yang sudah merugikan warga sejak lama ini, bisa ditangani secara nyata dari kegiatan TMMD. 

Di Bontang, kata Basri, penanganan banjir dilakukan secara simultan. Mulai dari hulu hingga hilir seperti proyek normalisasi ini. 

Rencananya, setelah rampung, pemerintah berencana menanami bantaran sungai dengan pepohonan. Di samping memperindah, pepohonan juga mengembalikan fungsi ekosistem sungai seperti sedia kala.

 "Saya berharap selalu ada (TMMD) karena sangat membantu kita (pemerintah). Selain cepat, efisien dan pelibatan masyarakat itu yang terpenting mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan," beber Basri. 

Khusuk di Pelosok Nyerakat Kiri 

Berjarak 22 kilometer dari proyek pembangunan fisik di Kelurahan Api-Api, program TMMD juga mengerjakan renovasi Musala Al Ansori, di RT 10, Kelurahan Bontang Lestari. 

Pembangunan Musala yang hampir setahun terakhir mangkrak, akhirnya bisa fungsikan melalui dukungan TMMD ke-112. 

Satu-satunya rumah ibadah ini mulanya dibangun dengan material sederhana, berdiri di atas pondasi 5 meter, dengan 6 tiang penyanggah belum memiliki dinding. 

Selama ini, 25 Kepala Keluarga di RT 10, harus menempuh 8 kilometer menuju masjid terdekat, di Desa Danau Redan, Kutai Timur. 

Warga di sini, mayoritas berprofesi sebagai petani. Sisa hasil panen, ditabung pelan-pelan untuk mendirikan musala. Pembangunan musala tersendat-sendat, lantaran keuangan urung mencukupi. 

Dari program TMMD ini, penantian panjang para petani memiliki rumah ibadah akhirnya terwujud. "Kami sangat bersyukur sekali dengan bantuan ini, ini sangat dinanti warga," ujar Imam Musala Al Ansori, Kamaruddin kepada wartawan. 

Dibantu 8 orang warga, 20 personil dari Kodim 0908 mengebut pengerjaan rehab musala hingga selesai. 

Kini, Kamaruddin dan warga setempat bisa beribadah di Musala Al Ansori tanpa harus bersusah payah menempuh 8 kilometer menjawab seruan ilahi. 




TINGGALKAN KOMENTAR