•   29 March 2024 -

Kisah Sedih ODGJ yang Mengamuk di Konter HP, Gangguan Jiwa Setelah Pisah dengan Anaknya

Bontang - M Rifki
01 Juli 2022
Kisah Sedih ODGJ yang Mengamuk di Konter HP, Gangguan Jiwa Setelah Pisah dengan Anaknya Tangkapan layar CCTV toko ponsel di Ahmad Yani saat Intan mengamuk/ist-Klik Kaltim

KLIKKALTIM.COM - Wanita dengan Gangguan Jiwa yang mengamuk di konter ponsel di Jalan Ahmad Yani rupanya memiliki cerita sedih. 

Ia dikenal dengan nama Intan, perantauan asal Pulau Jawa. Medio 2005 lalu, ia sempat bekerja di kawasan hiburan malam di Berbas Pantai.

Saat itu, dirinya bekerja sebagai pemandu karaoke setiap pengunjung yang ingin bernyanyi. Setahun berselang, Intan menikah dengan laki-laki pujaannya dan memiliki satu orang anak. 

Setelah menikah, ia berhenti bekerja dari tempat hiburan untuk menjalani kisah hidupnya bersama suami dan anaknya. 

Kisah romansanya tak berlangsung lama. Ia cerai dengan suaminya. Tanpa nafkah, janda anak satu ini kembali bekerja di tempat lamanya. 

"Sempat berhenti dia. Tetapi saat bercerai dengan suami sirihnya kembali lagi jadi pekerja di THM," kata Ali Asrofin mantan Bhabinkamtibnas Kelurahan Berbas Pantai, kepada Klik Kaltim, Jumat (1/7/2022). 

Saat kembali bekerja, anak pertamanya dititipkan ke orang untuk dirawat dan dibesarkan. Kala itu anaknya baru berumur sekira 3 tahunan. Menitipkan anak alasan karena keterbatasan ekonomi. 

Tak lama kerja, Intan kembali menikah. Dari perkawinan keduanya ia dianugerahi anak. Kisahnya tak lagi berjalan mulus, lagi-lagi ia harus berpisah dengan sang suami. 

Himpitan ekonomi memaksa Intan kembali menitipkan anaknya ke orang. Usianya masih setahun saat dia titipkan. 

"Nah setelah dititipkan ternyata anaknya dibawa keluar kota. Dari situ lah si Intan sering melamun karena rindu dengan anaknya," sambungnya. 

Kejiwaannya pun ikut terganggu sejak itu diperkirakan 10 tahun yang lalu. Hidup lontang lantung ternyata depresinya semakin parah. 

"Saat saya tanya waktu itu, kenapa kamu Intan kok melamun. Dia menjawab anak ku loh pak sudah tidak ada," percakapannya dulu. 

Ali pun terus memantau keberadaan Intan yang hidup tidak jelas. Bahkan, sempat membawa ke Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan akibat gangguan mentalnya. 

Saat tidak kumat saja, Intan masih bisa diajak komunikasi dan mengerti lawan bicaranya. Tempramental ternyata berdampak buruk bagi kehidupan sosial sekitarnya. 

Dia tahu kalau ditanya anaknya yang pertama namanya siapa, tinggal dimana, dan bagaimana perkembangannya masih nyambung. 

"Saya bawa ke RS kemarin kemudian mau dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa di Samarinda," terangnya. 

Terakhir, kepada masyarakat yang melihat sebaiknya melaporkan ke pihak Dinas Sosial, atau Satpol-PP untuk dibawa ke RS mendapatkan perawatan. 

Sempat waktu itu ingin dibawa pulang ke kampung halamannya di Jawa Timur tetapi selalu ditolak oleh Intan. 

"Coba diajak saja bicara baik-baik. Atau laporkan saja sama pihak keamanan dan minta dihubungkan ke Satpol-PP atau Dinsos PM," pungkasnya.




TINGGALKAN KOMENTAR