Alasan Sulitnya Menekan Pengangguran di Bontang, Ada Investor Bawa Pekerja Sendiri

KLIKKALTIM.COM- Pemkot Bontang melalui Dinas Ketenagakerjaan menjelaskan alasan sulitnya menekan angka pengangguran di Kota Taman.

Persoalan klasik seperti data yang dianggap belum akurat. Sebab, klasifikasi pekerja berada diusia 15 tahun padahal umur tersebut masih berstatus masa sekolah. 

Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Bontang Abdu Safa Muha mengatakan, selain masalah pendataan, kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) juga minim.  

Salah satu kasus,  jebolan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih perlu sertifikasi lanjutan agar siap pakai di dunia kerja. 

 "Kurikulum saat ini belum menyiapkan pekerja siap pakai di dunia kerja. Lulusan harus ikut sertifikasi lagi untuk bisa melamar," katanya. 

Baca Juga : Sulit Bersaing Cari Kerja, Atlet Berprestasi di Bontang Tak Punya Jalur Khusus

Tak itu saja, masalah lainnya seperti rombongan migran dari luar daerah yang mencari peluang perbaikan hidup di Bontang tak sedikit jumlahnya. 

Belum lagi, investasi yang masuk disertai pekerja bawaan pemodal. Sehingga, kuota pekerja yang dibutuhkan sedikit karena telah diisi oleh mereka. 

"Persoalan ini sering kali muncul. Karena paket investasi igu datang secara gelondongan. Selain material juga ada tenaga kerja yang mereka bawa," katanya.

Pun begitu, merujuk data per 2022 kemarin, jumlah angkatan kerja atau warga yang mencari pekerjaan berjumlah 99.150 orang.

Jumlah itu bertumbuh dari tahun 2021 yang berjumlah 90.071 orang. 

Dari total angkatan kerja tersebut, mayoritas telah mendapatkan kerja hanya tersisa 7.742  menganggur. 

Jumlah itu juga terlihat menurun ketimbang tahun sebelumnya. Dimana total orang yang bekerja sebanyak 81.136 orang dannyang menganggur 8.935 orang. 

"Kalau secara angka memang ada penurunan. Itu sebuah prestasi. Tapi kalau kita lihat beberapa tahun ke depan juga harus bisa lebih ditingkatkan lagi," sambungnya.