3 Kelurahan Tertinggi dengan Angka Stunting di Bontang, Didominasi di Pesisir
KLIKKALTIM.COM- Data prevalansi stunting yang dirilis Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menunjukkan laporan berbeda dengan data Pemkot Bontang. Dari data kementerian prevalansi stunting anak di Bontang 19,6 persen tahun ini.
Angka tersebut turun 3,2 persen dari tahun sebelumnya.
Dari laman Dirjen Bina Pembangunan Daerah setidaknya ada 3 kelurahan yang paling tinggi prevelansi stunting yakni Kelurahan Berbas Pantai, Bontang Lestari dan Kelurahan Guntung.
Di Kelurahan Berbas Pantai, tingkat prevalansi stunting 29 persen dengan jumlah balita yang alami stunting atau tumbuh pendek sejumlah 159 anak. Dari total tersebut 42 diantaranya kategori sangat pendek.
Kelurahan selanjutnya yakni Bontang Lestari, dari total 608 balita 28,9 persen diantaranya alami stunting. Atau dari 100 anak 28 diantaranya bertubuh pendek.
Kemudian, di posisi ketiga Kelurahan Guntung dengan prevalensi 27 persen. Dengan total anak pendek 114 orang dan sangat pendek 43 orang.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Bontang, Bambang Sri Mulyono mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak stunting.
Seperti pemberian ASI esklusif, pendapatan keluarga, besar keluarga, pendidikan ayah balita dan pekerjaan ayah.
Selanjutnya, pengetahuan gizi ibu balita, ketahanan pangan keluarga, pendidikan ibu balita, dan tingkat konsumsi karbohidrat.
Kendati begitu soal penyebab pastinya alasan angka stunting di wilayah pesisir harus dideteksi melalui kajian ilmiah.
Karena seharusnya di wilayah pesisir justru angka stunting bisa ditekan. Karena di sana penghasilan ikan sebagai sumber protein terbilang tinggi.
"Kalau sebabnya kami belum bisa jawab. Itu harus ada penelitiannya. Tapi harusnya sih tidak tinggi. Makanya kita evaluasi terus data yang ada," ucap Bambang kepada Klik Kaltim.
Lebih lanjut, penanganan Stunting saat ini sedang dikebut Pemkot Bontang. Upaya yang dilakukan dengan beberapa intervensi. Seperti melakukan monitoring rutin tumbuh kembang anak.
Serta memberikan pemberian nutrisi tambahan. Seperti telur dan susu. Selanjutnya ialah edukasi sejak dini bagi pasangan calon suami dan isteri atau ibu hamil.
"Jadi kita intervensinya upaya pencegahan seperti edukasi sudah dilakukan. Yang terdeteksi juga kami berikan perhatian khusus untuk dilakukan monitoring," pungkasnya.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: