Pemeriksaan Kesehatan Mata Semakin Canggih dengan Penggunaan Alat Auto Ref/Keratometer di RSUD Taman Husada

BONTANG - Perkembangan dalam pemeriksaan kesehatan mata terus meningkat, salah satunya melalui pemanfaatan teknologi Auto Ref/Keratometer (ARK-F), yang digunakan untuk memeriksa kekuatan refraksi mata secara objektif.
Menurut dr. Retnaningrum, spesialis mata di RSUD Taman Husada Bontang, ARK-F memainkan peran penting dalam mendeteksi gangguan penglihatan, terutama pada pasien yang kesulitan berkomunikasi, seperti anak-anak atau penderita gangguan komunikasi, termasuk mereka yang memiliki gangguan pendengaran.
“Dengan alat ini, kami dapat memperoleh pengukuran yang lebih akurat. Misalnya, jika hasil pemeriksaan menunjukkan minus dua pada kedua mata, ini menjadi titik awal untuk koreksi. Namun, pengujian lanjutan tetap dilakukan dengan pemeriksaan refraksi subjektif untuk memastikan kenyamanan penglihatan sehari-hari pasien,” terang dr. Retnaningrum, saat dikonfirmasi pada Rabu, (16/10/2024)
Dia menjelaskan bahwa mata manusia bekerja mirip dengan kamera yang memiliki kemampuan auto-fokus. Meskipun hasil pemeriksaan awal menggunakan ARK-F bersifat objektif, koreksi subjektif tetap diperlukan untuk memastikan kualitas penglihatan yang optimal dan nyaman.
Pemeriksaan subjektif ini memungkinkan dokter untuk menyesuaikan koreksi berdasarkan pengalaman pasien dalam beraktivitas sehari-hari. Penggunaan ARK-F sangat bermanfaat untuk pasien yang kesulitan berkomunikasi secara verbal.
“Pada pasien anak-anak atau mereka yang tuli, penggunaan koreksi objektif sangat dibutuhkan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara berkala setiap empat hingga enam bulan untuk memantau perkembangan kondisi mereka, terutama seiring dengan kemajuan dalam kemampuan komunikasi pasien,” tambahnya.
Terkait prosedur penggunaan alat ARK-F, dr. Retnaningrum menjelaskan bahwa tidak semua pasien membutuhkan pemeriksaan dengan alat ini. Biasanya, ARK-F digunakan ketika pasien mengeluhkan penglihatan kabur atau ketika ada dugaan kelainan refraksi.
“Jika pemeriksaan mata menunjukkan tidak ada kelainan struktural, besar kemungkinan pasien hanya memerlukan koreksi kacamata. Di sinilah ARK-F membantu dalam memastikan koreksi yang tepat,” ujarnya.
Namun, pada pasien dengan riwayat penyakit tertentu, seperti diabetes, yang juga dapat menyebabkan penglihatan kabur, pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan Auto Fundus Camera akan dilakukan.
Alat ini memungkinkan dokter untuk memeriksa kondisi saraf mata dan mendeteksi potensi gangguan yang tidak dapat terlihat secara kasat mata.
“Jika pemeriksaan luar mata menunjukkan hasil normal, kami akan mencurigai adanya kelainan pada saraf mata, sehingga foto fundus perlu dilakukan untuk memastikan diagnosis,” ujarnya.
Pemeriksaan fundus mata sangat penting, terutama bagi pasien diabetes, karena penyakit ini dapat merusak pembuluh darah di retina dan menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.
Deteksi dini dengan foto fundus membantu mencegah komplikasi lebih lanjut pada pasien diabetes.
Kombinasi antara pemeriksaan objektif dengan ARK-F dan pemeriksaan fundus memberikan hasil yang lebih lengkap dalam menangani masalah penglihatan.
RSUD Taman Husada Bontang berkomitmen untuk menggunakan teknologi ini demi meningkatkan kualitas layanan kesehatan mata bagi seluruh pasien, khususnya mereka yang membutuhkan perhatian lebih dalam evaluasi penglihatan.
“Dengan adanya teknologi ini, kami dapat memberikan koreksi yang tepat dan memastikan kenyamanan serta kesehatan mata pasien secara maksimal,” tutup dr. Retnaningrum.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: