•   08 May 2024 -

KPAID Samarinda: Anak-Anak Tak Tepat Tonton Film G30S/PKI

Samarinda - NR Syaian
28 September 2017
KPAID Samarinda: Anak-Anak Tak Tepat Tonton Film G30S/PKI Ketua Harian KPAID Samarinda, Adji Suwignyo (Foto: KLIKSAMARINDA)

KLIKKALTIM.COM- Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Samarinda menolak pemutaran film G30S/PKI yang belakangan ini marak diputar di masyarakat Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Bukan tanpa alasan, KPAID menolak pemutaran film tersebut.

Ketua Harian KPAID Samarinda, Adji Suwignyo menuturkan adegan dalam film tersebut tidak layak dipertontonkan ke publik, khususnya anak-anak yang ikut menonton. Film lama karya Arifin C Noer tersebut, menurut Adji, mengandung unsur kekerasan dan sadisme.

"KPAID sendiri kurang setuju kalau di nobar (nonton bareng) untuk anak-anak. Ya, karena saya yakin ada dampak terhadap anak karena adegan kekerasan jelas dan sangat sadis," jelasnya pada KlikSamarinda, Selasa, 26 September 2017.

Menurut dia, untuk anak-anak seusia Sekolah Menegah Atas (SMA) ke atas, dipersilakan. Alasannya, anak di usia dewasa sudah dapat memahami makna dari yang dipertontonkan. "Tapi, kalau anak-anak, saya tidak setuju," tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Walikota Samarinda, Nusyirwan Ismail tidak memermasalahkan pemutaran film ini di masyarakat. Hal itu berlandaskan pada pemahaman sejarah yang terjadi di tahun 1965 tersebut. Namun menurut Adji, untuk memberikan pelajaran sejarah kepada anak-anak soal PKI, cukup dibuatkan narasi saja atau pembelajaran yang menjelaskan kenapa ada peristiwa G 30 S/PKI terjadi.

"Begitu saja supaya mengerti dan tahu sejarah. Tidak harus nonton yang belum tentu mengerti maksud film tersebut (film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI, Red) diputar," tegas dia.

Kendati demikian, Adji tidak mempermasahkan jika saja ada versi baru yang mengungkapkan hal yang sama. Namun, harus disesuaikan dengan era dan generasi yang akan menyaksikan. Pun, tetap perlu didampingi untuk menjelaskan makna dari cerita yang disampaikan.

"KPAID setuju kalau dibuat versi baru sesuai usia anak-anak. Yang penting dipahamkan ke anak karena ini sejarah bangsa ini yang tidak boleh terulang dan anak bisa membentengi dirinya apabila ada pengaruh-pengaruh negatif yang akan membahayakan bangsa ini," pungkasnya.(*)




TINGGALKAN KOMENTAR