•   26 April 2024 -

Sentimen New Normal, Rupiah Jadi Raja di Asia

Kaltim - Redaksi
30 Mei 2020
Sentimen New Normal, Rupiah Jadi Raja di Asia int

KLIKKALTIM.COM -- Nilai tukar rupiah melawan dolar Amerika Serikat (greenback) pada perdagangan sepekan ini (week-on-week/WoW) terapresiasi atau menguat 0,72%.

Kini US$ 1 di pasar spot dibanderol Rp 14.575/US$ pada penutupan Jumat (29/5/2020) dari Rp 14.680/US$ pada penutupan akhir pekan lalu (20/4/2020).

Pada perdagangan Jumat kemarin (29/5/2020), nilai tukar rupiah menguat 0,69% dari penutupan sebelumnya di hari Kamis (28/5/2020) kala rupiah dihargai Rp 14.675/US$, mengacu data dari Refinitiv.

Penguatan ini terdorong oleh rencana pemerintah untuk memutar kembali roda perekonomian melalui skenario new normal serta pelonggaran pembatasan wilayah (lockdown) sejumlah negara. Rupiah kini berada di level terkuat sejak 12 Maret.

Sebagai informasi Kamis (21/5) libur Hari Kenaikan Isa Almasih, sementara Jumat (22/5) dan Senin (25/5) libur Lebaran

Sentimen positif lainnya juga datang dari perkembangan vaksin penangkal corona China. Negeri Tirai Bambu akhirnya mempublikasi penelitian soal vaksin corona yang dikembangkannya. Vaksin buatan Beijing Institute Biotechnologies dan CanSino Biological, berhasil memicu terbentuknya antibodi pada puluhan pasien dalam uji klinis tahap awal.

Hasil uji klinis tahap awal ini dipublikasikan di jurnal kesehatan The Lancet pada Jumat lalu (22/5//2020). Vaksin potensial bernama Ad5-nCoV, telah disetujui untuk uji coba manusia pada bulan Maret.

Jika melihat lebih ke belakangan, rupiah sudah menguat dalam 7 dari 8 pekan terakhir.

Sejak awal April, rupiah sudah menguat lebih dari 10%. Namun, jika dilihat sejak akhir 2019 hingga hari ini atau secara year-to-date (YTD), rupiah masih melemah 5,01%, akibat kemerosotan tajam di bulan Maret lalu ketika menyentuh level Rp 16.620/US$.

Seiring penguatan rupiah terhadap greenback, namun menengok performa mata uang kawasan Asia lainnya selama sepekan ini, rupiah menjadi yang terbaik ketiga setelah dolar Singapura dan won Korea. Sementara mata uang yang paling melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) adalah yuan China.

Pelemahan yuan China tersebut terdorong oleh rencana Presiden Donald Trump untuk mengadakan konferensi pers terkait China pada hari Jumat kemarin waktu setempat yang bisa menambah tensi perang saraf antara AS-China.

Pengumuman Trump muncul setelah Kongres Rakyat Nasional China menyetujui Undang-Undang (UU) keamanan nasional untuk Hong Kong.
Sementara secara head-to-head atau satu lawan satu terhadap mata uang Asia lainnya lagi-lagi rupiah masih menunjukkan perkasaannya.

Mata uang Garuda hampir menyapu bersih penguatan, dimana rupiah hanya kalah alias melemah terhadap dolar Australia sebesar 1,27% dan juga dolar Singapura yang melemah 0,23%. Sementara itu, rupiah paling menguat terhadap yuan China.




TINGGALKAN KOMENTAR