•   05 May 2024 -

Covid-19 Kota Bontang

Curhatan Petugas Medis Covid-19, Sudah Setahun Tak Libur & Sering Dicap Pembawa Virus

Humaniora - Asriani
22 Januari 2021
Curhatan Petugas Medis Covid-19, Sudah Setahun Tak Libur & Sering Dicap Pembawa Virus Surya Wijaya, sebagai perawat poli dan isolasi Covid-19 di Rumah Sakit Taman Husada (RSUD) Bontang/Ist

KLIKKALTIM.COM - Sudah hampir setahun tenaga medis berinteraksi langsung dengan pasien covid-19.

Begitupun dengan Surya Wijaya, sebagai perawat poli dan isolasi Covid-19 di Rumah Sakit Taman Husada (RSUD) Bontang.

Setiap hari ia selalu bertemu dan berinteraksi dengan pasien positif, baik gejala ringan, sedang, berat, hingga yang kritis.

Pekerjaan yang dijalani sehari-hari bersama dengan istrinya itu, tak membuatnya merasa takut. Dan ia menikmati profesi tersebut.

Selama menjadi perawat pasien covid, ia pun harus menahan rindu dengan orang tua yang berada di Samarinda.

Jarak tempat ia bertugas, terbilang sangat dekat dengan tempat tinggal orang tua. Namun dirinya membatasi diri untuk bertemu dengan orang tuanya.

"Karena orang tua sudah lanjut usia dan mempunyai komorbid," ungkapnya kepada media ini, Sabtu 23 Januari 2021.

Semula bisa bertemu beberapa kali setiap bulan dengan orang tua, namun sejak virus mewabah di bulan Maret 2020, hingga saat ini sudah beranjak satu tahun belum bisa menatap langsung wajah orang tuanya.

Pun saat ini, apabila rindu dengan orang tua. Hanya bisa bertemu melalui panggilan video call saja.

Sebagai petugas medis, banyak hal yang harus dijaga demi keselamatannya serta orang disekitarnya. Terutama kedua buah hatinya.

Setiap selesai bertugas di rumah sakit, terlebih dahulu harus membersihkan diri.

Sesampai di rumah, kembali harus membersihkan diri dan tidak bertemu langsung dengan kedua buah hatinya.

Ritual tersebut sudah dijalani sejak bulan Juni, dan kedua anaknya sudah mengerti tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga medis Covid-19.

Pun ia selalu memberikan edukasi kepada anaknya, agar selalu menjaga diri dan tetap selalu berada di dalam rumah.

Karena yang dikhwatirkan bukan saat merawat pasien. Tetapi disaat pulang bertemu dengan keluarga karena banyaknya kasus yang ditemukan dari transmisi lokal.

Kini, pandemi covid kembali meluas. Hampir semua daerah di Kaltim masuk zona merah. Salah satunya kota Bontang.

Ruang perawatan covid pun sudah penuh, bahkan pasien covid banyak yang mengantri.

Belum lagi memasuki ruang isolasi pasien covid, harus menggunakan baju hazmat hingga 2-3 jam. Belum lagi menangani pasien yang kritis bisa sampai 5-6 jam. Menggunakan baju hazmat tanpa ada sirkulasi AC pendingin.

Terlebih sebagai nakes tertuduh pembawa virus covid sangat dirasakan. Namun tugas dan tanggung jawab tetap dilaksanakan. Dengan mengikhlaskan diri menjadi perawat pasien covid yang membutuhkan pertolongannya.

Semua orang bisa jadi pembawa virus, ditambah banyak masyarakat yang masih abai dengan protok kesehatan. Sementara, hanya dibutuhkan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"3 M murah, dibandingkan harus terinfeksi virus dan dirawat si rumah sakit," terangnya.

Dilanjutkannya, baju hazmat yang panas dan gerah itu tidak hanya dipakai perawat medis. Namun cleaning service serta petugas radiologi juga harus menggunakan, disaat berada dalam ruang isolasi.

"Karena di dalam ruangan kita kontak langsung dengan pasien yang rata-rata bergejala sedang berat," jelasnya.




TINGGALKAN KOMENTAR