•   26 April 2024 -

Perempuan Ini Sisihkan Uang Hasil Memulung untuk Jamkes

Ekonomi -
26 Agustus 2019
Perempuan Ini Sisihkan Uang Hasil Memulung untuk Jamkes Yuliani (47) Warga Jalan Suryanata Bukit Pinang menyisihkan hasil memulung untuk mendapatkan JamKes dari program JKN - KIS
KLIKKALTIM -- Teriknya matahari musim kemarau di bulan Agustus membuat Yuliani (47) pulang lebih awal dari aktivitasnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bukit Pinang Samarinda. Kesehariannya dan suami bekerja memungut sampah di TPA Bukit Pinang Samarinda bersama puluhan pemulung lainnya.
Siang itu, ia memilih untuk membersihkan plastik dan botol dari hasil memulungnya di rumahnya yang berjarak beberapa puluh meter dari TPA Bukit Pinang dibantu orang tuanya.
 
Profesi sebagai pemulung ia jalani tiga tahun belakangan ini. Setelah beberapa kali mencoba keberuntungan di wilayah lain. Namun tak membuahkan hasil seperti yang diharapkan, akhirnya Yuliana dan suami memutuskan untuk kembali ke Kota Samarinda. Menjadi pemulung mereka jalani demi bisa bertahan hidup dan tetap dapat menyekolahkan anak bungsu mereka.
 
Yuliani dan keluarga merupakan peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU), dimana ia dan keluarga telah terdaftar sebagai peserta sejak awal 2018 silam.
 
“Alhamdulillah saya dan keluarga telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS. Menjadi peserta JKN-KIS bukan karena keluarga kami ada yang sakit tetapi lebih kepada jaga-jaga saja karena sakit tidak tahu kapan datangnya. Bisa saja siang ini sehat nanti malam sakit kan nggak ada yang tahu,” ujar ibu tiga orang anak ini.
 
Sejak menjadi peserta JKN-KIS, Yuliani dan keluarga belum pernah menggunakan untuk mengakses pelayanan kesehatan karena keluarga mereka dalam kondisi sehat. Namum demikian ia tetap membayar iuran bulanan.
 
“Saya bersyukur kami sekeluarga masih dikaruniakan kesehatan sehingga kami belum pernah menggunakan kartu JKN (KIS-red) untuk berobat, tetapi kami selalu membayar iuran tepat waktu, membayar iuran JKN-KIS bagi saya masuk dalam kebutuhan pokok seperti bayar listrik, air, bayar sekolah dan lain-lain. Sehingga setelah sampah-sampah saya ditimbang oleh pengepul langsung saya sisihkan uangnya salah satunya adalah untuk membayar iuran JKN-KIS,” terang Yuli.
 
Yuli menerangkan setiap dua minggu sekali para pengepul datang untuk menimbang hasil memulungnya dan langsung dibayar. Dari hasil inilah, ia langsung menyisihkan uangnya untuk membayar iuran JKN-KIS.
 
“Saya nggak mau menunda-nunda pembayaran apalagi sampai terlewat bulan, khawatir kartunya tidak aktif waktu digunakan. Sebisa mungkin saya upayakan menyisihkan kebutuhan keluarga  untuk membayar iuran,” ungkap Yuli.
 
Ia memiliki cerita sebelum menjadi peserta JKN-KIS. Saat itu, ibu mertuanya jatuh sakit dan dirawat di rumah sakit dengan menggunakan JKN-KIS, dan ternyata seluruh biaya dijamin dan tak mengeluarkan biaya sepeserpun.
 
“Dari pengalaman itu saya tergugah untuk menjadi peserta JKN-KIS. Setidaknya saya dan keluarga tak perlu khawatir apabila sewaktu-waktu sakit sudah punya jaminan,” cerita Yuli saat ditemui di kediamannya, Kamis (15/09/2019).
 
Untuk menjadi peserta JKN-KIS jangan menunggu sakit terlebih dahulu. “Saya mengajak kepada seluruh masyarakat yang belum terdaftar untuk segera mendaftar menjadi peserta JKN-KIS karena sakit tidak tahu kapan datangnya sakit. Prinsip JKN-KIS ini adalah gotong-royong, yang sehat membantu yang sakit, untuk itu saya niatkan iuran yang rutin saya bayar untuk membatu dan meringankan beban sesama,” tutup Yuli. (KA/ej)
 
 
 
 



TINGGALKAN KOMENTAR