•   19 May 2024 -

Cerita Warga Bantaran Susah Tidur karena Tumpukan Sampah di Kali Jambe Bekasi

Nasional -
05 September 2019
Cerita Warga Bantaran Susah Tidur karena Tumpukan Sampah di Kali Jambe Bekasi Ilustrasi bantaran sungai yang dipenuhi sampah

KLIKKALTIM -- Wasti (44) tak bisa istirahat dengan tenang seperti biasa di rumah semipermanen yang ia bangun di bantaran Kali Jambe, Desa Mangunjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Sejak dua-tiga bulan lalu, kondisi Kali Jambe dicemari sampah-sampah plastik. Keadaan ini baru terjadi pada tahun ini. Dampaknya, bau tak sedap tercium hingga di rumahnya.

"Ini belum apa-apa, lebih baunya lagi kalau jelang malam hari karena ada angin dari barat. Langsung dah bau serumah-rumah," kata Wasti ditemui Kompas.com di dekat rumahnya, Rabu (4/9/2019) sore.

"Jadinya ya kagak bisa tidur. Umpamanya kecuali sudah ngantuk berat baru bisa tidur. Mau gimana lagi, namanya bau kan enggak bisa dihindarin. Ya, dirasain bae," tambah dia.

Tumpukan sampah di Kali Jambe membentang sejauh kurang lebih 500 meter. Berbagai kantong dan kemasan plastik aneka warna serta ukuran menghiasi permukaan kali yang airnya menghitam itu.

Ada plastik karung beras, kantong plastik biasa, hingga kantong sampah berukuran besar warna hitam.

Selain itu, masih ada berbagai benda tak lazim di Kali Jambe, seperti ransel, sandal, karpet, dan berbagai jenis gabus.

Semuanya seakan mengendap di permukaan kali tanpa bisa terdorong arus air.

Wasti mengatakan, endapan sampah ini membuat dasar Kali Jambe jadi kian dangkal. Imbasnya, air makin sulit mengalir, sehingga sampah juga makin menumpuk.

Selain menimbulkan bau tak sedap, keadaan ini jadi pemicu bersarangnya nyamuk dan lalat.

"Yang enggak tahan mah nyamuk. Bukan maen, banyak banget. Ngumpetnya kan di sini (tutupan sampah Kali Jambe ) kalau siang, malam dia pada keluar," kata Wasti.

Warga lain, Marsad (41) yang tinggal tak jauh dari kediaman Wasti mengungkapkan hal senada.

Untuk mengusir nyamuk-nyamuk ganas yang berkomplot dari arah Kali Jambe itu, saban hari Marsad harus membakar sedikitnya dua bungkus obat nyamuk di rumah mungilnya.

"Umpamanya obat nyamuknya habis, waduh itu nyerang lagi. Enggak bisa dibilang lagi banyaknya," kata Marsad.

"Semalaman bisa dua bungkus obat nyamuk bakar. Itu rumah sebelah sempat dirawat (anaknya), gara-gara nyamuk di sini mungkin," imbuhnya.

Pria tiga anak ini juga dibuat pusing karena ia harus selalu sedia obat nyamuk lotion bagi anak-anaknya yang masih kecil.

Meskipun telah memasang kelambu dan membakar obat nyamuk, beberapa nyamuk masih kerap lolos dan merundung anaknya saat terlelap.

"Biasanya (tahun-tahun sebelumnya) nyamuknya enggak sebanyak ini, walaupun musim kemarau airnya sedikit, dia masih ngalir," ujar Marsad.

"Kalau sekarang airnya enggak bisa jalan kan," tambahnya.

Wasti dan Marsad mengklaim, sampah-sampah ini bukan berasal dari pemukiman penduduk bantaran.

Mereka menyebut, sampah ini datang dari arah hulu dan tersumbat tepat di depan pemukiman mereka.

"Kalau warga mah sampahnya dibakarin, kita tabung (lalu) kita bakar. Jadi sementara kita bersih-bersih sendiri saja. Kita dorong biar mengalir," kata Wasti.

"Itu juga enggak ada hasilnya. Sudah didorong jauh, dari sono (hulu) mengalir lagi (sampah), akhirnya numpuk lagi enggak sampai empat hari," pungkas Wasti.

Tutupan sampah Kali Jambe di perbatasan Desa Mangunjaya dan Desa Karangsatria, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi menambah panjang riwayat pencemaran kali akibat sampah di Kabupaten Bekasi.

Sebelumnya, Kali Pisang Batu di Tarumajaya sempat jadi sorotan dunia internasional karena tutupan sampah plastik pada Desember 2018.

Kemudian, sampah plastik ganti menutupi Kali Bahagia di Babelankota pada akhir Juli 2019.

 

Sumber : Kurio.id




TINGGALKAN KOMENTAR