•   14 May 2024 -

Komisi III DPRD Kaltim Terima Mediasi Warga Sekitar KPC

DPRD Kaltim - Yoyok S
19 Desember 2019
Komisi III DPRD Kaltim Terima Mediasi Warga Sekitar KPC RDP Komisi III bersama forum perjuangan pemberdayaan masyarakat Kutim (17/12/2019) di kantor DPRD Kaltim.
KLIKKALTIM.com -- Izin penambangan Batubara Kaltim prima coal (KPC) anak perusahaan PT Bumi Resource TBK (BUMI) tahun 2021 kontraknya berakhir. Upaya memperpanjang kontrak diketahui dilakukan manajemen BUMI kepada pemerintah pusat.
 
PT Kaltim Prima Coal (KPC) masih menunggu keputusan resmi pemerintah terkait konversi pemegang perjanjian karya pengusaha pertambangan batubara (PKP2B).
 
(17/18/2019) warga Kutim menyampaikan aspirasi. Salah satunya meminta saham untuk masyarakat di Kutim kembali ada sebanyak lima persen jika ada perpanjangan PKP2B untuk tahun 2021.
 
Tidak hanya itu, Hasan sapaannya itu menambahkan, PT KPC juga dapat memberikan material non batubara yakni, pengelolaan kayu, pengelolaan besi, latrit dan limbah batubara yang dapat memberikan nilai lebih bagi masyarakat lokal. Selain itu, diharapkan KPC juga memberikan peluang bagi tenaga kerja lokal serta masih memberikan CSR kepada warga.
 
"Seperti itulah yang diminta mereka (Forum warga Kutim, Red). Kita tampung dan akan kita sampaikan aspirasi inike KPC sebelum perpanjangan PKP2B," ujar Hasanuddin dari fraksi Golkar, dapil Balikpapan singkat.
 
Selain itu harapannya, masyarakat Kutim bisa menikmati keberadaan tambang KPC, serta untuk meninggalkan contoh yang bagus sebagai, pilot Project di Kaltim."Nanti kita undang KPC, bila perlu kalau ada jadwal kami ke sana," pungkasnya.
 
Di tempat yang sama, Forum Perjuangan Pemberdayaan Masyarakat Kutim, Syahrilansyah mengatakan, yang diinginkan inikan perpanjangan PT KPC, namun bukan menolak perpanjangan PT KPC.
 
"Kita setuju saja, tapi tolong di dengarkan suara masyarakat untuk perbaikan kedepannya," kata Syahril usai RDP di ruang Komisi III.
 
Salah satunya juga pengelolaan besi tua, ia membandingkan kenapa di Papua boleh dikelola masyarakat. Kenapa di Kutim tidak terlebih masyarakat adat.



TINGGALKAN KOMENTAR