•   17 May 2024 -

Orang-Orang Kutai Penghuni Pertama di Bontang Utara dalam Cerita Rakyat Asal Usul Guntung

Bontang - Asriani
20 Maret 2021
Orang-Orang Kutai Penghuni Pertama di Bontang Utara dalam Cerita Rakyat Asal Usul Guntung Proses Erau Pelas Benua di Kelurahan Guntung rutin diperingati saban tahun/Dok

KLIKKALTIM.COM - Diyakini peradaban pertama di Bontang muncul usai orang-orang Kutai dari Tenggarong tiba di belahan utara Bontang.

Yang saat ini dikenal sebagai Kelurahan Guntung.

Menukil dari jurnal  Aquari Mustikawati, Asal Usul Guntung (2018), disebutkan kedatangan orang-orang Kutai ke Bontang atas dorongan ekonomi.

Kala itu, Bontang masih masuk wilayah Kesultanan Kutai.

Kesultanan menugaskan Aji Gau atau Adji Pangeran Ratu II mengeksplorasi wilayah kekuasaannya hingga ke wilayah Bontang.

Aji Gau dan rombongannya berlabuh di pesisir utara Bontang Utara.

Singkat cerita Aji Gau dan rombongan menetap di wilayah itu hingga beranak pinak.

Populasi masyarakat diaspora makin meningkat. Mereka pun sepakat membagi wilayah menjadi 3 daerah, yakni Kanimbungan (Guntung), Pakuaji dan Lempake Lok Tuan.

Aji Gau memilih menetap di Pakuaji. Wilayah subur yang berimpitan dengan Kanibungan (Kelurahan Guntung), dan Lempake (Kelurahan Lok Tuan).

Warga Kutai saat itu ahli dalam bercocok tanam. Apalagi wilayah yang ditinggali sangat subur.

Mereka bercocok tanam di lahan kosong yang belum dihuni oleh penduduk saat itu.

Ketiga wilayah ini memiliki kontur tanah berbeda. Alhasil, masyarakat setempat menanam sesuai kondisi tanah ditempati.

Ladang pertanian dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian persawahan dan perkebunan. Pun lahan itu dijaga dan dirawat dengan baik.

Singkat cerita, dari kerja sama yang baik, terbentuklah kampung baru bernama kampung Guntung.

Yang semula berasal dari penduduk kampung Pakuaji, Kanibungan, dan Lempake.

Mulanya, Guntung merupakan wilayah yang daerahnya dari danau kecil atau genangan air  membentang dataran tinggi dan rendah.

Kedua dataran itu digunakan untuk bercocok tanam. Untuk dataran tinggi ditanami buah-buahan dan pohon rumbia untuk diambil sagunya.

Sementara dataran rendah dijadikan sawah untuk ditanami padi. Padi yang ditanam di dataran rendah itu tumbuh dengan subur.

Sementara itu, dataran tinggi ditanami pepohonan guna mencegah terjadinya longsor.

Kehidupan bercocok tanam dilakukan bukan hanya sekedar kebutuhan ekonomi, melainkan demi menjaga kelestarian lingkungannya.

Sehingga tercipta kerja sama yang baik dalam mengelola lahan pertanian bersama di daerah Guntung.

Demi memudahkan mengawasi hasil tanamannya, Aji Gau beserta penduduk lainnya memilih membangun pondok sementara di Guntung yang didirikan diantara dataran tinggi dan rendah.

Kampung Guntung dari genangan air mulanya dijadikan lahan pertanian. Lambat laun, kini Guntung telah berkembang menjadi daerah pemukiman penduduk pendatang.

 

Pustaka : 

Jurnal Mustiawati, Aquari (2018). Adaptasi Lingkungan Masyarakat Lendatang Dalam Cerita Rakyat Bontang. Volume 30, nomor 1, juni 2018.

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=660163&val=10449&title=ADAPTASI%20LINGKUNGAN%20MASYARAKAT%20PENDATANG%20%20%20DALAM%20CERITA%20RAKYAT%20BONTANG

 

 




TINGGALKAN KOMENTAR