•   19 May 2024 -

Lapak Kosong di Pasar Tamrin Terancam Disegel

Bontang -
11 September 2020
Lapak Kosong di Pasar Tamrin Terancam Disegel Sejumlah lapak di Pasar Tamrin masih terlihat kosong. Para pedagang urung menempati lapaknya padahal pasar sudah 2 bulan beroperasi.

KLIKKALTIM.COM-- Pengelola Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin) mengancam bakal menyegel lapak-lapak pasar yang kosong.

Kebijakan ini ini menyusul sikap para pedagang yang dinilai sengaja membiarkan lapaknya kosong hingga hari ini.

Padahal sudah hampir 2 bulan Pasar Tamrin mulai dioperasikan.

"Nanti kita tegasi dengan surat teguran. Kalau mereka tetap tidak mau pakai petakan yang sudah kami berikan, ya kami segel. Masih banyak pedagang lain yang mau sewa," ujar Kepala UPT Pasar, Haedar saat di temui di kantornya, Kamis (10/9/20).

Kata Haedar, sejatinya dalam tempo 3 bulan penataan lapak bakal dievaluasi. Sembari menunggu waktu, UPT Pasar juga menghimpun saran dan masukan dari pedagang.

Untuk penyegelan, lanjut Haedar, akan dilakukan jika terpaksa. Mula-mula setiap pemilik lapak yang kosong bakal disurati lebih dulu.

Namun, apabila si pemilik enggan menempati lapaknya. Terpaksa, kios mereka disegel. Dan diberikan ke pedagang lain yang berminat menyewa.

"Belum tau kapan karena masih corona jadi kita maklumi," ujarnya kembali.

Dikonfirmasi terpisah, Akbar-pedagang sembako- menolak kebijakan UPT Pasar segel lapak-lapak kosong.

Dia menuturkan, masing-masing pedagang punya alasan sampai sekarang tak menghuni lapak milik mereka.

"Contohnya saya ini punya 2 lapak, tapi berbeda lantai. Yang satu di lantai 2, satunya lagi di lantai 3. Kaya apa saya mau urusin dua-duanya. Makanya 1 aja yang saya buka," beber Akbar.

Katanya penyebab mendasar karena pengelola tak berkomunikasi intensif dengan pedagang. Akibatnya, pembagian lapak jadi semrawut seperti sekarang.

"Sekitar 50 pedagang lebih memilih berjualan diluar daripada di dalam pasar tersebut karena masalah itu," tambahnya.

Persoalan inipun pernah disuarakan ke pemerintah. Tetapi, hingga sekarang belum mendapat kejelasan.

"Saya sudah 2 kali masukkan surat keluhan pedagang soal masalah ini ke kepal daerah. Tapi belum digubris," ujarnya kembali.




TINGGALKAN KOMENTAR