•   19 May 2024 -

Curhat Dua Paramedis RSUD Bontang Setelah Penetapan KLB

Bontang -
24 Maret 2020
Curhat Dua Paramedis RSUD Bontang Setelah Penetapan KLB Foto: Internet

KLIKKALTIM.COM -- Tak pernah dalam seumur hidup Muhammad Darwin Fajar — selanjutnya Darwin— melihat satu kota demikian heboh lantaran dua orang pasien di RSUD dinyatakan positif terpapar virus.

Sehari-hari ia bekerja sebagai karyawan di RSUD Taman Husada Bontang. Menyaksikan pasien yang terpapar virus, berbagai macam virus, hilir mudik ke rumah sakit.  Kondisi seperti itu baginya sudah jadi pemandangan umum. 

Tapi kali ini beda. Darwin tak kuasa membendung rasa waswas. Sejatinya bukan hanya dia rasakan itu, namun seluruh paramedis di RSUD khawatir. Tempat mereka mencari nafkah sebenarnya merupakan tempat paling streril. Namun sontak belakangan ini jadi tempat paling angker di kota ini. Tak lain, sebab di sana dua pasien positif Covid-19 diisolasi. 

Pernyataan resmi warga Bontang pertama positif Covid-19 dikonfirmasi langsung Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, dalam konferensi pers yang digelar di rumah jabatannya, Senin (23/3/2020) petang. Selain satu warga Bontang inisial BTG1, seorang pasien positif lain asal Kutai Timur juga dirawat di RSUD Taman Husada.

Dikatakan Darwin, ketika kedua pasien tersebut masih berstatus sebagai Pasien Dengan Pemantauan (PDP), dia dan rekan kerja sudah mengambil ancang-ancang: memakai masker lebih lama, menggunakan cairan antiseptik lebih sering, dan menjaga jarak lebih jauh. 

Usai pengumuman resmi pemerintah (Senin, Red.) segalanya terlihat lebih suram. Ketakutan karyawan rumah sakit makin tinggi. Mereka tentu mahfum, betapa virus itu sangat mengintai. Sebab mereka ada di ring satu tempat virus itu diperangi. 

Lebih dari itu, kekhawatiran justru hadir manakala mereka sadar dapat membawa virus itu ke luar. Ke orang-orang terdekat. Pada mereka yang dikasihi. Tanpa disadari. Katakanlah ke keluarga, atau teman main. 

"Saya rasa bukan saya saja, tapi semua di RSUD merasakan waswas. Takut membawa virus, merasa takut membawa virus itu kepada orang sekitar," ujar Darwin kala berbincang dengan KlikBontang melalui sambungan telepon, Senin (23/3/2020) malam. 

Ketika berbincang dengan KlikBontang, Darwin didampingi istri tercinta, yang juga karyawan di RSUD Taman Husada. Darwin bertugas di bagian keuangan, sementara istrinya, Merliana Mansyur, apoteker di RS terbesar di Kota Taman itu. 

Sudah menahun keduanya mengabdikan diri di RS kebanggan warga Kota Bontang tersebut. Di tempat itu pula, keduanya bertemu, menjalin kasih, lantas berakhir manis di pelaminan awal tahun 2019 lalu. 

Keberadaan dua pasien positif Covid-19 di RSUD Taman Husada tentu bikin keduanya saling waswas, saling khawatir. Takut suami, kena, atau sebaliknya. Atau mungkin, khawatir teman sejawat di RS yang terpapar.

Kendati demikian, baik Darwin, Merliana pun seluruh karyawan RSUD mahfum benar konsekuensi bekerja di sana. Ada jiwa yang mesti diselamatkan, ada virus yang mesti diperangi, dan mereka wajib dibelakang tim medis menjalani tugas kemanusiaan itu. 

"Salut saya dengan semua teman-teman di RSUD. Mereka saling menguatkan, percaya ini segera berakhir. Mereka tetap masuk kerja seperti biasa dan menjalankan tugas secara profesional," urai Darwin. 

Melihat kondisi ini, sebisa mungkin mereka saling menguatkan. Berharap semua ini selekasnya berakhir, dan segalanya kembali seperti semula. Pun untuk mengurangi kegelisahan soal potensi dihantui Covid-19, sejumlah staf RSUD bahkan menghindari topik pembicaraan soal itu. Kata Darwin, ini mungkin terkesan seperti denial, penyangkalan. Namun itulah cara yang mampu dilakukan agar mereka tak terus-terusan dihantui ketakutan terpapar virus. Atau hal buruk lainnya. 

"Ya kadang kita enggak mau bahas soal itu [Covid-19]. Pokoknya berusaha kerja seperti biasa," terang Darwin. 

Seraya menunggu wabah ini reda, hal lain yang dapat staf RSUD lakukan ialah mengupayakan tindakan preventif. Melengkapi diri dengan Alat Pelindung Diri (APD) menjadi sangat krusial. Mengenakan masker berstandar selalu diupayakan betul. Sejak masuk kerja di pagi hari, hingga beranjak pulang kala petang menjemput. 

Handsanitizer selalu digunakan. Sepulang rumah sakit tak menyentuh siapapun, namun langsung membersihkan diri dan selepasnya kembali lagi menjaga jarak dari orang lain. 

"Ini kesadaran diri kami. Karena potensi besar [terpapar virus] kami berupa menjaga jarak," bebernya. 

Yang sangat meresahkan Darwin, manakala staf RSUD bahkan tim medis ternyata kekurangan APD. Melihat fakta bahwa APD sangat krusial ketika berada di sekitar pasien positif Covid-19, menjalani tugas kemanusiaan ini seolah menuntut harga yang demikian mahal. Bagaimana mungkin mereka diminta menyelamatkan jiwa lain bila jiwa mereka sendiri terancam? 

"Kami di sini [RSUD] benar-benar kekurangan APD. Bahkan untuk tim medis sekalipun," nada suara Darwin merendah seiring membeber fakta ini.

Perang melawan virus corona bagi warga Bontang benar-benar sudah di depan mata. Virus itu ada, pandemi ini nyata. Kini ia tengah mengetes sejauh mana kesiapan, solidaritas dan resistansi kota ini.

Reporter : Fitri Wahyuningsih




TINGGALKAN KOMENTAR