Peran Kader Posyandu di Balik Keberhasilan Penanganan Stunting di Bontang
Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni berkunjung ke Posyandu. (ist)
BONTANG – Pelaksanaan Operasi Timbang Serentak jilid kedua di Kota Bontang resmi dimulai pada 4 November 2025. Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menegaskan pentingnya peran kader Posyandu dalam upaya promotif dan preventif penanganan stunting.
Dalam sambutannya, Neni mengingatkan agar kader tidak hanya fokus pada kegiatan timbang balita, tetapi juga aktif memberikan edukasi tentang gizi, perilaku hidup bersih, serta pendampingan keluarga.
“Tidak sekadar menimbang, tapi kader Posyandu dan PKK harus aktif memberikan edukasi tentang gizi, ASI eksklusif, dan pola hidup sehat. Ini tanggung jawab kita semua,” ucapnya.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota Bontang terus memperkuat program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar ibu hamil dan balita, serta memastikan pemeriksaan kehamilan dan imunisasi anak berjalan maksimal.
“Program MBG ini adalah investasi jangka panjang. Anak-anak sehat adalah aset pembangunan Bontang,” katanya.
Lebih lanjut, Neni menekankan bahwa pencegahan stunting harus dimulai sejak masa remaja dan kehamilan. Ibu hamil perlu menjaga asupan gizi seimbang, rutin memeriksakan kehamilan, serta menghindari paparan asap rokok.
“Perokok pasif lebih berbahaya, apalagi bagi ibu hamil. Saya imbau para suami agar tidak merokok di dekat istrinya,” pesannya.
Selain menjaga gizi dan kesehatan ibu, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama juga menjadi kunci utama pencegahan stunting. Setelahnya, anak perlu mendapat MPASI bergizi tinggi protein seperti ikan, telur, ayam, dan daging.
“ASI eksklusif enam bulan itu wajib, lalu MPASI bergizi setelahnya. Ini penting untuk pertumbuhan otak dan tubuh anak,” ujarnya.
Dalam arahannya, Wali Kota juga menyoroti rendahnya cakupan imunisasi di Bontang yang masih sekitar 60 persen. Ia meminta agar Posyandu, Puskesmas, dan sekolah mengaktifkan kembali layanan imunisasi bagi anak-anak.
“Tolong diaktifkan imunisasi di semua Posyandu dan sekolah. Imunisasi adalah perlindungan dasar bagi anak-anak kita,” tegasnya.
Tak hanya itu, Neni turut menekankan pentingnya stimulasi tumbuh kembang anak dan sanitasi lingkungan sebagai faktor pendukung. Menurutnya, anak stunting kerap mengalami keterlambatan perkembangan akibat gangguan pertumbuhan otak.
“Berikan stimulasi sejak dini. Jangan lupa, sanitasi dan perilaku hidup bersih itu kunci. Gunakan jamban sehat, jaga lingkungan, dan hentikan kebiasaan buang air besar sembarangan,” pungkasnya.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: