Gelar Unjuk Rasa, BEM SI Bawa Foto Korban Tewas Saat Demonstrasi

KLIKKALTIM.com -- Ratusan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melakukan unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat. Dalam aksinya, selain membawa spanduk dan bendera dari berbagai kampus, mahasiswa juga membawa lima foto.
Lima foto tersebut adalah Maulana Suryadi, Akbar Alamsyah, Bagus Putra Mahendra, Muhammad Randi, dan Yusuf Kardhawi. Kelima nama tersebut adalah korban yang tewas saat demo berujung ricuh September lalu.
Pantauan merdeka.com, mahasiswa bergerak ke depan Gedung Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Mereka ingin mendekat ke Istana Negara, namun terhalau kawat berduri dan petugas kepolisian.
Dalam orasinya, pendemo mengingatkan agar perjuangan tidak berhenti dan diharapkan terus bergerak ke depannya. Selain itu, ia menyampaikan bahwa aksi mahasiswa adalah untuk menyampaikan aspirasi, bukan untuk direpresi oleh aparat dan memakan korban jiwa.
"Walaupun langit akan runtuh, keadilan tetap harus ditegakkan. Dua kata, satu perjuangan, hidup mahasiswa. Tiga kata, satu tujuan, hidup rakyat Indonesia," tegasnya melalui pengeras suara dari mobil komando, di lokasi, Senin (21/10).
Ketua BEM Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Atiatul Muqtadir mengungkapkan, mahasiswa kembali turun ke jalan bukan didasari kebencian, melainkan rasa cinta kepada Indonesia. Oleh karena itu, ia minta Jokowi menuntaskan janjinya soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM) masa lalu yang belum diselesaikan.
"Janji sekedar janji, maka hari ini kita semua berdiri di tengah teriknya matahari, kita ingin menyampailan bahwa kita tidak ingin dikhianati untuk kedua kalinya. Kita ingin presiden kita hari ini Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin untuk menuntaskan janjinya, karena janji adalah utang," kata Fathur dalam orasinya di atas mobil komando, di lokasi, Senin (21/10).
Terkait HAM, mahasiswa mencontohkan terkait kasus yang menimpa Novel Baswedan dan juga Munir. Mahasiswa minta agar tak ada kasus seperti dua orang tersebut.
"Kita berdiri di sini tidak akan mengembalikan mata dari Novel Baswedan. Tidak akan menghidupkan kembali Munir. Tidak akan mengembalikan mereka yang diculik. Tapi hari ini kita ingin menyampaikan bahwasannya tidak perlu ada lagi Novel Baswedan berikutnya, tidak boleh lagi ada Munir berikutnya, tidak boleh ada korban korban yang diperkosa oleh negara, yang diculik oleh negara, yang dihardik oleh negara," sambungnya.
Kata Fathur, mahasiswa juga ingin memastikan lima tahun ke depan kebijakan-kebijakan yang dihasilkan berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan.
"Kita tidak ingin Presiden yang dilantik untuk kedua kalinya mengkhianati kita untuk kedua kalinya. Hari ini kita kembali mengingatkan bahwa di tengah euforia pelantikan, di bawah pelantikan yang dilakukan di Istana di depan mata kita. Ada banyak janji-janji, ada banyak agenda-agenda yang belum tertunaikan. Dan janji adalah utang dan utang harus dibayar," tegasnya.
Sumber : merdeka.com
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: