Dinkes Kutim Bekerjasama dengan TP-PKK Gelar Talkshow Kesehatan

STAT : 1.002
Kutai Timur – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bekerjasama dengan TP PKK Kabupaten Kutim menggelar Talkshow kesehatan. Kegiatan yang digelar sehari di Ruang Akasi, Gedung Serba Guna (GSG), Kawasan Pemerintahan Bukit Pelangi Sangatta, Rabu (10/7/2024).
Kegiatan yang menjadi bagian dari rangkaian peringatan hari Anak Nasional dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke 52 tersebut, menghadirkan narasumber seorang ahli gizi serta publik figure kenamaan yakni, Dr.dr. Tan Shot Yen, M.Hum. Turut dihadiri oleh Ketua TP PKK Kabupaten Siti Robiah Sulaiman, Kepala Dinkes Kutim dr Bahrani, Kepala Perangkat Daerah, Camat, Forkopimda serta undangan lainya.
Dalam sambutanya, Asisten Pemerintahan Umum dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Kutim, Poniso Suryo Renggono Poniso mengatakan, hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI Eksklusif dari 64,5 persen pada tahun 2018 menjadi 52,5 persen, pada tahun 2021. Alasan yang menjadi penyebab kegagalan praktik ASI Eksklusif dengan berbagai macam alasan.
“Diantaranya, misalnya budaya memberikan makanan prelakteal, memberikan tambahan susu formula karena ASI tidak keluar, menghentikan pemberian ASI karena bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja, serta ibu ingin mencoba susu formula. Salah satu keberhasilan ASI eksklusif adalah inisiasi menyusui dini (ID),” ujar Poniso.
Pemberian makan yang baik sejak lahir hingga usia dua tahun, sambung Poniso, merupakan salah satu upaya mendasar untuk menjamin pencapaian kualitas tumbuh kembang sekaligus memenuhi hak lebih dari 50 persen kematian anak balita terkait dengan keadaan kurang gizi. Dan dua per tiga diantara kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak.
“Seperti tidak dilakukan inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama setelah lahir dan pemberian Makanan Pendamping (MP) ASI yang terlalu cepat atau terlambat diberikan,” imbuhnya.
Keadaan ini, menurutnya, akan membuat daya tahan tubuh lemah, sering sakit dan gagal tumbuh. Upaya mengatasi masalah kekurangan gizi pada bayi dan anak balita untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui informasi yang diberikan oleh kader kesehatan, serta lintas sektor yang terlibat langsung terhadap masyarakat bisa menyampaikan bagaimana pola asuh serta pemberian makanan bayi dan anak yang baik dan benar.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kutim dr Bahrani mengatakan, latar belakang digelarnya kegiatan yang diikuti sebanyak 600 peserta yang berasal dari tenaga kesehatan, anggota penggerak pemberdayaan kesehatan keluarga, guru, lintas organisasi profesi kesehatan seta mahasiswa tersebut untuk memberikan edukasi serta pemahaman, akan pentingnya memberikan perhatian kesehatan kepada anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa yang berdaya saing.
“Talkshow ini bertujuan, agar semua memahami bahwa, pemberian kesemapatan kepada bayi untuk terus mendapatkan ASI ekslusif dari ibu, termasuk memberikan makanan pendamping yang tepat sampai dengan usia dua tahun,” ucap dr Bahrani.
“Hal ini menjadi agenda penting demi menyelamatkan generasi masa depan. Serta dalam upaya untuk meningkatkan akses Ibu, keluarga dan masyarakat terhadap informasi pola asuh yang tepat dan tentang pola makan terbaik bagi anak. Oleh karena itu, saya berharap serangkaian kegiatan hari ini dapat menambah informasi penting yang bisa diketahui oleh masyarakat dan diimplementasikan dalam kehidupan,” tambahnya.(adl/)
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: