Warga Harus Menempuh Puluhan Kilometer untuk Sekolah dan Berobat; Kampung Sidrap Pilih Masuk Bontang

BONTANG- Tuntutan warga di Kampung Sidrap, Desa Martadinata, Kecamatan Teluk Pandan, Kutai Timur untuk kembali masuk wilayah administratif Bontang sangat beralasan.
Fasilitas kesehatan dan pendidikan di sana jauh dari tempat tinggal mereka. Puskesmas terdekat berjarak 21 kilometer, begitupun dengan sekolah bisa ditempuh 7 kilometer tingkat Sekolah Dasar. Sedangkan, SMP berjarak 10 kilometer dari Kampung Sidrap.
Walhasil, warga di Kampung Sidrap memutuskan untuk mengakses pendidikan dan kesehatan ke wilayah Bontang. Namun, persoalan administrasi pendudukan kerap menjadi hambatan bagi mereka.
Warga RT 23 Kelurahan Guntung, Suaji mengatakan, sejak 25 tahun lalu menetap di Kampung Sidrap. Mereka secara historis bagian dari Bontang-Kecamatan Bontang sebelum pemekaran-.
Alasan mereka bersikukuh di Bontang, sebab fasilitas kesehatan dan pendidikan minim di Kutim. Anak dan keluarganya harus menempuh jarak puluhan kilometer untuk menikmati fasiltias Pemkab Kutim.
"Sudah jelas kami pilih Bontang. Apa-apa dekat. Tidak jauh. Bontang saat ini jadi wilayah kependudukan. Buat apa di Kutim karena semua serba jauh," ucap Suaji.
Senada dengan Suaji, Ketua RT 21 Guntung Ahmad Husaini mengaku telah tinggal di Kampung Sidrap selama 46 tahun. Ia menilai tak ada infrastruktur yang ideal dibangun oleh Pemkab Kutim.
Dari pantauan di lapangan, jalanan di Kampung Sidrap tak sepenuhnya dicor. Sisa-sisa pembangunan infrastruktur dari Pemkot Bontang masih menjadi satu-satunya jalanan yang dibangun, selebihnya masih berupa jalan tanah.
Walaupun di sini terdapat 2 RT yang tercatat dalam wilayah Kutim, yakni RT 16 dan 17 namun tak diketahui pasti jumlah penduduknya sebab banyak warga setempat menolak bergabung.
"Di sini untuk warga sebanyak 232 kepala keluarga semua KTP Bontang. Setelah 2013 nasib kami prihatin. Pembangunan dari Bontang tidak lagi ada," ucap Ahmad Husaini.
Nurbaya yang tinggal di RT 22 Kampung Sidrap juga mengeluhkan fasilitas utama tak tersedia di Kampung Sidrap. Menurutnya, Kota Bontang sudah ideal untuk tempat baru bagi Warga Kampung Sidrap. Sebab semua pelayanan warga mudah diakses.
"Apa lagi diharapkan Kutim di sini. Warga aja sudah ber KTP Bontang," ucap Nurbaya.
Pilih Sekolah di Bontang
Warga di Kampung Sidrap rata-rata memilih bersekolah di wilayah Bontang mulai tingkat dasar hingga SMA.
Untuk SD mereka memilih di SD Negeri 007 dan SDN 005 Bontang Utara. Kemudian jenjang SMP bersekolah di SMP Negeri 5 dan SMP Negeri 9 Kota Bontang.
Sementara untuk akses pendidikan SMA warga Kampung Sidrap pun melamarnya di Kota Bontang. Sedangkan fasilitasi pendidikan yang disiapkan oleh Pemkab Kutim posisinya sangat jauh dari tempat warga tinggal.
Dari penelusuran Klik Kaltim, SD Negeri terdekat berada di Kilometer 12 Poros Bontang - Sangatta. Jaraknya hingga 7 kilo atau bisa ditempuh selama 14 menit.
Sementara untuk mendapatkan akses pendidikan sekolah terdekat di SMP Negeri 1 Teluk Pandan yang jaraknya berkisar 10 kilometer ditempuh dalam waktu 20 menit.
Puskesmas Terdekat
Penelusuran Klik Kaltim fasilitas kesehatan dari Pemkab Kutim posisinya jauh dari pemukiman warga. Jaraknya mencapai 11 kilometer dengan jarak tempuh 21 Kilometer.
Walhasil masyarakat pun berobat di Puskesmas Bontang Utara 2 yang jarak tempuhnya hanya sekitar 10 menit dari tempat tinggalnya.
Ber KTP Bontang
Sebanyak 2.297 warga Kampung Sidrap, Desa Martadinata, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur tercatat memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kota Bontang.
Mereka tetap memilih untuk menjadi penduduk Bontang sedari dulu, sebelum pemekaran Kutai Timur dan Bontang, di tahun 1999.
Wakil Wali Kota Bontang Agus Haris mengatakan, dalam proses administrasi tidak pernah ada paksaan. Kegunaan untuk mengurus administrasi warga menilai sangat lebih mudah menjangkau Bontang karena secara geografis lebih cepat.
Kemudian Agus Haris menilai proses permintaan administrasi KTP tidak bisa ditolak. Karena mereka adalah warga negara Indonesia.
Apalagi sebanyak 7 RT di Kampung Sidrap dari historis masuk wikayah Kelurahan Guntung. Sebelumnya di sana masuk RT 19-25.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) mencatat selain 2.297 KTP, mereka juga sudah menerbitkan sebanyak 633 Kartu Identitas Anak (KIA). Di Kampung Sidrap juga terdapat 3.195 jiwa.
"Yang terdampak itu masyarakat sana. Tidak, bisa mendapatkan pembangunan. Bahkan anggaran stimulan RT juga tidak bisa masuk karena administrasi mereka di Kutim," ucap Agus Haris.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: