•   27 June 2025 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Soal Usulan Legalkan Galian C; Neni : Pengelolaan Kota Harus Selaras dengan Kelestarian Alam

Bontang - M Rifki
30 April 2025
 
Soal Usulan Legalkan Galian C; Neni : Pengelolaan Kota Harus Selaras dengan Kelestarian Alam Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni saat meninjau banjir di Kelurahan Satimpo beberapa waktu lalu. (M Rifki - Klik Kaltim)

BONTANG- Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menanggapi usulan agar melegalkan galian C di Bontang Barat. Ia menegaskan pengelolaan kota harus selaras dengan kelestarian alam dan lingkungan.

Neni mengatakan, eksplorasi yang masif akan menghilangkan hak anak dan cucu warga Bontang dikemudian hari. Beberapa wilayah sudah terlihat dampaknya, ketika pengelolaan tambang secara sporadis akan memicu bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. 

Dengan begitu, ia mengaku dalam tata kelola pemerintahannya menegaskan untuk merawat keselarasan alam dan menjaga keseimbangan ekosistem.

"Kita tidak boleh merenggut hak anak dan cucu terdahap kondisi alam yang asri. Kalau tidak berkelanjutan membangun Bontang bisa jadi kondisi daerah sama dengan wilayah yang tereksplorasi," ucap Neni kepada awak media Rabu (30/4/2025). 

Kendati demikian, Neni mengaku tak menutup diri dengan dialog untuk menampung seluruh aspirasi dari masyarakat Bontang. Walaupun isu lingkungan menjadi hal prioritas selama masa pemerintahannya. 

Di akhir, Neni menilai, Kota Bontang sebagai wilayah industri sudah sewajarnya diimbangi dengan kawasan hijau yang sehat. Untuk itu komitmen merawat lingkungan juga menjadi tanggung jawab semua pihak. 

Beban berat Bontang dengan aktivitas industri yang masih harus diimbangi dengan menjaga kelestarian lingkungan. 

"Jangan hanya untuk kesenangan sesaat. Memang uangnya banyak didapat. Tapi 20 sampai 50 tahun ke depan dampaknya bisa luar biasa. Bisa jadi Bontang tenggelam," ungkapnya. 

Sebelumnya diberitakan, Petrus dan ratusan sopir ini tergabung dalam Persatuan Leveransir Bahan Bangunan (PLBB). Ada 430 anggotanya yang berprofesi sebagai sopir. Hampir semuanya sudah berkeluarga, sejak ditutup otomatis pendapatan mereka megap-megap. 

"Tidak ada pesanan ini. Ada ratusan pengangguran baru kalau begini," ungkap Petrus yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua PLBB Bontang. 

Petrus berujar sudah puluhan tahun dirinya menggantungkan nasib dari tambang pasir di Jalan Ir Soekarno - Hatta, di Kelurahan Kanaan. Dari tambang pasir itu ia menghidupi keluarga, begitupun dengan 430 anggotanya yang lain. 

Sejatinya, masih ada lokasi galian C lain namun jaraknya cukup jauh sekitar 40 kilometer pulang-pergi. Pun harganya jauh lebih mahal bisa 3-4 kali lipat dari harga pasir yang diambil di Kanaan. 

"Biasanya kalau dari sini (Kanaan-red) harga Rp 200-230 ribu. Kalau dari KM 24 sana bisa Rp 700 ribu sekali rit," ungkap dia.






TINGGALKAN KOMENTAR