Nelangsa ART di Belimbing, Balik dari Kampung Dapati Rumahnya Hancur Diterjang Angin Kencang, Kini Numpang Tetangga
BONTANG – Hasnawiyah hanya berdiri terpaku menatap rumahnya yang hancur berantakan akibat diterjang badai. Rumah yang sudah dihuni selama 29 tahun itu kini tak dapat lagi ditinggali.
Perisitiwa menyedihkan itu terjadi pada November 2024 lalu. Saat badai menerjang, Hasnawiyah sedang berada di Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia pulang kampung untuk menghadiri hajatan keluarga. Saat tiba di Bontang, dia mendapati rumahnya yang berdiri di Jalan Arief Rahman Hakim, RT 41, Kelurahan Belimbing, Bontang Barat itu porak-poranda. Angin kencang membawa plafon dan atap rumahnya. Reruntuhan pun berserakan dan menimpa perabotan. Tidak ada benda yang bisa diselamatkan.
"Ke Sulsel karena ada acara keluarga. Pas datang lagi ke Bontang rumah saya tidak lagi bisa ditempati karena hancur," ucapnya kepada Klik Kaltim, Selasa (7/1/2024).
Sebelum peristiwa nahas itu terjadi, Hasnawiyah tinggal bersama anak keduanya di rumah itu. Kini sang anak harus mengontrak rumah bersama keluarga kecilnya. Sayangnya Hasnawiyah tak bisa ikut tinggal di kontrakan tersebut karena ukurannya yang sempit. Ibu yang sehari-hari bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) ini pun terpaksa menumpang di rumah tetangga.
" Mau bangun rumah lagi tapi tidak ada uang. Untungnya tetangga mau menampung saya. Tapi mau sampai kapan? Saya juga harus putar otak," sambungnya.
Rumah peninggalan sang mertua itu pun terpaksa mangkrak. Karena kerusakan sudah sangat berat, praktis butuh banyak biaya untuk memperbaiki rumah tersebut. Hasnawiyah yang hanya mendapat upah Rp1,1 juta mustahil mampu membangun kembali rumah dengan ukuran 11x40 meter.
Sebenarnya pada awal 2024 lalu Hasnawiyah sempat didata untuk mendapat program bedah rumah. Rumahnya itu pun masuk kategori layak mendapatkan bantuan. Tetapi di pertengahan jalan informasi kelanjutan tidak kunjung datang. Lebih mirisnya lagi rumah tetangga yang berada persis di seberang rumahnya sudah dibongkar dan mendapatkan program bantuan.
"Alasan saya tidak dapat karena surat tanah tidak lagi atas namanya. Itu mustinya bukan jadi alasan. Saya orang yang layak dibantu," tuturnya.
Punya Keahlian Tapi Terbatas Modal
Rupanya, Hasnawiyah piawai dengan jemarinya untuk menjahit. Tetapi usaha jahitan yang pernah dirintisnya harus berhenti di tengah jalan karena persoalan modal. Sempat ingin bangkit pasca dapat orderan jahitan baju sekolah Pemkot Bontang. Tetapi hasil itu tidak dapat menutupi kekurangan modal usaha.
Hasnawiyah sempat punya harapan saat mendengar program Pemkot terkait pinjaman modal usaha tanpa bunga. Sayangnya saat ditelusuri program itu belum jalan.
"Kalau keahlian saya bisa menjahit. Sudah mahirlah. Tapi karena modal sedikit terpaksa berjalan seadanya saja," tuturnya.
Hasnawiyah berharap Pemkot Bontang bisa memberikan solusi untuk keberlangsungan hidupnya. Kendati pun usianya tak lagi muda, namun Dia masih sangat bersemangat untuk berwirausaha.
"Saya berharap dapat bantuan program bedah rumah dan modal dibantu itu bisa menjalankan usaha," pungkasnya. (*)
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: