•   08 November 2024 -

PT. Borneo Grafika Pariwara

Jl. Kapt Pierre Tendean, RT 02 No 9, Kelurahan Bontang Baru
Kecamatan Bontang, Kota Bontang, Kaltim - 75311

Minus 12 Persen, Kontraktor Proyek Drainase Cipto Mangunkusumo Dapat Peringatan Pertama dari Pemkot

Bontang - M Rifki
02 September 2024
 
Minus 12 Persen, Kontraktor Proyek Drainase Cipto Mangunkusumo Dapat Peringatan Pertama dari Pemkot Proyek jalan amblas di Cipto Mangunkusumo, gambar diambil pada Minggu (1/9/2024)/ M Rifki- Klik Kaltim.

KLIKKALTIM.COM- Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Kota (PUPRK) Bontang melayangkan peringatan pertama kepada kontraktor proyek drainase di Jalan Cipto Mangunkusumo, CV Bonanza Indonesia Teknik atas keterlambatan progres kerja. 

Dinas PUPR Bontang mencatat progres pengerjaan Jalan Cipto Mangunkusumo sudah minus 12,80 persen. 

Kepala PUPRK Bontang Edy Prabowo mengatakan, minus itu sudah terus bertambah sejak pekan 16 masa pengerjaan. 

Diawal pekerjaan itu sempat minus 9,50 persen. Di pekan lalu Pemkot Bontang sudah melakukan Show Cause Meeting (SCM) 1 sebagai peringatan terhadap kontraktor. 

Jika tidak telat harusnya proyek yang dikerjakan CV Bonanza Indonesia Teknik dengan kontrak Rp1,7 miliar sudah berada diangka 54,13 persen. 

"Pihak PUPR sudah memberikan surat teguran dan melakukan SCM 1 karena memasuki minggu ke - 17 terdapat deviasi negatif sebesar 12,80 persen. Kami minta kontraktor kebut pengerjaan," ucap Edy Prabowo kepada Klik Kaltim, Senin (2/9/2024). 

Lebih lanjut, berdasarkan jadwal besok kontraktor akan memasang mini pile. Kemudian dilanjutkan dengan pengecoran lantai dan box culvert nya di jalur  yang saat ini tengah dibongkar. 

Target dari kontrak pihak pekerja wajib menyelesaikan proyek tersebut pada November 2024 mendatang. Sementara unuk jalur lainnya belum bisa dituntaskan. 

Karena pengerjaan tidak bisa dilakukan bersamaan kedua sisi jalan. Dampaknya bisa menimbulkan kemacetan parah. 

"targetnya box culvert yang dikerjakan ini sudah selesai tanggal 27 September 2024. untuk sementara kegiatan tidak bisa dilakukan secara paralel, karena akan mengganggu pengguna jalan," tuturnya. 

Diakhir, Edy menekankan kontraktor bisa bekerja maksimal. Dengan menambah pekerja dan dilakukan dengan cepat. Agar deviasi minusnya bisa terkejar. 

Jika tidak ada tren yang baik. PUPR Kota akan menggelar SCM kedua dan kontraktor akan mendapatkan konsekuensi. 

"Harus all out mengejar ketertinggalannya. Jadi dampak pengguna jalan bisa sehera teratasi," pungkasnya.






TINGGALKAN KOMENTAR