Banjir di Telihan; Acara Syukuran Dipindah ke Posyandu karena Rumah Terendam Air

BONTANG- Acara syukuran Antonius Andiang (55) harus berpindah lokasi. Semula acara hajatan syukur akan digelar di rumahnya, Jalan Semarang, RT 29, Kelurahan Gunung Telihan, Kecamatan Bontang Barat.
Tenda pun telah dipasang, begitupun dengan undangan sudah disebar ke tetangga. Namun, kondisi berkata lain, banjir yang menggenangi rumahnya, Rabu (14/5) pagi memaksa acara dipindah ke Posyandu.
Pada pukul 08.00 Wita dia berinisiatif membangun tenda baru dan membiarkan rumahnya terendam banjir. Baju yang dikenakannya pun dilepas, bersalin baju kaos oblong dan celana pendek karena sibuk siap-siap pindah.
Acara syukuran dibuat dan diniatkan untuk dirinya yang memasuki masa pensiun, anaknya lolos menjadi CPNS, dan si bungsu masuk di perguruan tinggi negeri menggunakan jalur prestasi.
Acara syukuran pun tetap berlangsung ditengah bencana banjir melanda. Satu per satu tamu undangan juga datang dan memberikan simpatik atas keadaan banjir di kediamannya.
"Pagi tadi mulai naik. Pas hujan deras kemudian langsung air berangsur-angsur naik. Tingginya selutut. Makanya pakai baju seadanya saja sudah," ucap Antonius saat ditemui Klik Kaltim.
Lebih lanjut, Antonius sudah 17 tahun tinggal di Jalan Semarang, banjir sudah menjadi masalah sejak 2019 lalu. Padahal, rumah telah ditinggikan namun air tetap meruyak ke dalam.
"Itu rumah saya sudah dinaikkan 80 centimeter tetap saja banjir," sambungnya.
Di sekitar rumahnya, lanjut Anton, drainase sempit yang dilalui 2 saluran dari Pontianak dan Kampung Gotong Royong.
"Ada 2 sumber sungai tspi pembuangan hanya 1 jelas itu tidak imbang. Makanya banjir. Harusnya dibuat kan crosing air ke sungai di Jalan Pontianak," ungkapnya.
Diketahui Banjir di Kelurahan Gunung Telihan merendam 4 RT. Diantaranya RT 23, RT 24, RT 25, dan RT 29. Kawasan ini merupakan wilayah rendah dan menjadi langganan banjir.
Pihak Kelurahan sampai saat ini juga mengusulkan untik perbaikan drainase agar bisa diperluas. Lurah Gunung Telihan Cholid Hanafi mencatat ada 96 jiwa yang terdampak.
"Aliran drainase kecil. Sementara penduduk sudah padat. Jadi kami masih carikan solusinya dengan berkoordinasi dengan OPD teknis," ucap Cholid.
Ikuti berita-berita terkini dari klikkaltim.com dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: